Ingatkah pada uang kertas pecahan 5000 rupiah dahulu kala? Uang pecahan yang sempat dipakai pada sekitar tahun 90an.Â
Layaknya pecahan uang lainnya, meski nilainya sama dari masa ke masa, namun ikon atau desain yang tergambar di atasnya tidaklah sama.
Uang pecahan 5000 yang saya maksud itu adalah uang pecahan dengan desain pemandangan Danau Tiga Warna, Danau Kelimutu.
Meski tak lagi bernilai guna, namun uang pecahan ini justru telah menjadi uang kuno yang saat ini bahkan banyak diperjualbelikan secara bebas di banyak gerai-gerai online untuk para kolektor uang kuno.
Nah, perjalanan kali ini membawa saya ke daerah asal dari Danau Tiga Warna ini. Tepatnya di Kabupaten Ende, Pulau Flores. Perjalanan ini juga masih rangkaian dalam perjalanan solo wisata saya menyusuri NTB dan juga NTT, setelah sebelumnya singgah di Pulau Rote.
Sesampainya di Bandar Udara H. Hasan Aroeboesman, saya sempat kebingungan juga bagaimana harus menuju penginapan. Beruntung, sejak di dalam pesawat, seorang Bapak paruh baya banyak mengajak saya berbincang karena teringat pada putrinya yang sedang kuliah di Tanah Jawa.Â
Si Bapak pun berbaik hati menemani saya untuk memesan taksi di Bandara dan menemani saya hingga saya menemukan taksi yang akan mengantar saya.
Sembari menunggu taksi, si Bapak pun sempat memberikan nomor ponselnya dan berpesan untuk menghubungi beliau setibanya di penginapan nanti. Dan benar saja, sesampainya di penginapan, si Bapak yang baik hati ini menghubungi saya hanya untuk menanyakan apakah saya telah tiba di tujuan dengan selamat sambil terus mengingatkan saya untuk selalu berhati-hati.
Taksi yang saya maksud ini bukanlah taksi-taksi seperti di kota besar, yakni taksi-taksi dengan label tertentu. Namun, taksi ini hanyalah mobil SUV biasa seperti taksi-taksi online belakangan ini.
Singkat cerita, Bapak sopir taksi menawarkan jika saya hendak menyewa taksinya untuk pulang-pergi. Hmm, "boleh juga", pikir saya. Daripada saya masih harus kebingungan mencari kendaraan pulang nantinya.