Jadi, jika berkunjung ke sini, pastikan untuk membawa baju cadangan agar tak kebingungan saat harus bercengkerama dengan air laut di sepanjang perjalanannya.
Menuju Gili Kambing
Gili Kambing, dari namanya yang cukup unik ini, memang menarik rasa ingin tahu ada hubungan apa antara bukit ini dengan binatang kambing?
Dan ternyata, konon katanya, dahulu kala bukit ini sering digunakan untuk menggembalakan kambing. Mungkin karena rerumputannya yang sangat lebat, meninggi bak ilalang yang tak pernah dibabat oleh si penggembala kambing.
Bukitnya cukup tinggi dan juga terjal, meski di sepanjang bukit ini terdapat bebatuan yang membantu kita untuk menaiki bukitnya. Menaikinya sih tak masalah ya, mudah saja. Namun, menuruni bukit ini adalah PR terbesar jika berkunjung ke sana.
Pasalnya, kemiringan bukit sudah tak lagi menyerupai 45 derajat, tetapi entah mungkin sekitar 15 ataupun 20 derajat. Jadi, pastikan menggunakan alas kaki yang sangat memadai saat menjelajahi bukit ini. Salah langkah saat menuruninya akan berakibat pada tergelincir ke lautan luas tak bertepi.
Meskipun begitu, saat telah berada di atas bukit, kita akan disuguhkan oleh pemandangan lautan yang membentang luas dengan gradasi warna hijau, biru, dan tosca. Kita juga dapat melihat penampakan dari Pulau Kenawa dari sisi lain pulau ini.
Menarik, bukan?
Menuju Sumbawa Besar
Hari sudah semakin sore tetapi hujan justru turun dengan derasnya. Saya pun tak bisa langsung melanjutkan perjalanan menuju Sumbawa Besar, tetapi harus singgah terlebih dahulu di rumah Bapak pemilik kapal tadi.
Keluarga kecil ini pun berbaik hati untuk menawari saya makan siang hingga kamar mandi gratis, sekedar untuk bersih-bersih diri setelah kehujanan di tengah laut!