Cuaca yang mendung pun membuat Charles Bridge tak seindah di foto-foto yang beredar di luaran sana.
Hari yang hujan dan mendung memang cenderung membuat semua arsitektur di Eropa berwarna abu-abu dan suram saja. Apalagi di musim dingin, saat pepohonan tak lagi berdaun dan bunga-bunga tak lagi bermekaran.
Bagaimana kalau menunggu hari yang lebih gelap? Siapa tahu Charles Bridge terlihat lebih romantis seperti di (lagi-lagi) foto-foto di luaran sana?
Ah, sepertinya, tidak juga.
Yang ada justru Charles Bridge lebih ramai dan pastinya gelap di malam hari. Banyak sekali orang lalu-lalang di sana. Ditambah lagi, turun hujan dan dingin. Jadi tidak bisa menikmati pemandangan di malam hari karena jalannya terlalu ramai dan basah.
Mencoba keberuntungan dengan sepatu Kafka
Tidak beruntung dengan cuaca yang mendung dan terus-menerus hujan, hmm, kami mencoba keberuntungan dengan menggosok sepatu Kafka seperti yang dijelaskan oleh pemandu wisata dari hostel kami pagi berikutnya.
Frans Kafka, novelis terkenal pada masanya. Patung berbentuk dirinya pun ramai dikunjungi di salah satu sudut Kota Praha, tepatnya berdekatan dengan pemukiman Yahudi dan terdapat pula sinagog di sana.
Yang menarik dari patung Kafka ini adalah, cerita akan keberuntungan bagi siapa saja yang mengusap sepatu Kafka. Alhasil, terlihat jelas pula di foto tersebut, bagian dari sepatu Kafka adalah yang paling bersinar saking seringnya diusap oleh para pengunjung. Katanya sih begitu ya, kata pemandu wisata hostel saya saat itu.
Setiap pengunjung yang berfoto di situ pun hampir semuanya akan memegang dan mengusap sepatu Kafka.Â
Apakah saya termasuk salah satu yang memperoleh keberuntungan itu? Hmm, mungkin saja. Sebab, keesokan harinya, saya bisa dengan leluasa menyaksikan Astronomical Clock di Old Town Hall Praha tanpa seorang pengunjung satu pun!Â