"Begitu seharusnya aku dan mimpiku. Tak kalah oleh kerikil-kerikil kecil yang harus kulewati selama perjalananku", lamunku siang itu sambil kuingat lagi bagaimana hidup sendiri di negeri orang itu, ternyata tak mudah.
Kuingatnya lagi, siang hari yang lain di salah satu taman di kota yang sempat kutinggali. Aku berjalan bersama seorang teman perempuanku dari Nepal. Tapi di tengah perjalanan, seseorang meneriaki kami "migran!". Siang hari yang lainnya di kota yang lain, seorang anak usia remaja pun meneriakiku, "Hei migran, pergi kau!". Atau di suatu malam yang lain, masih bersama dengan teman Nepal ku, seseorang melemparkan kaleng bir kosong ke arah kami hingga kami melompat terperanjat.
Kuingatnya lagi samar-samar kerikil-kerikil kecil itu, meski menyakitkan tapi tak sampai membuatku berhenti dan menyerah dengan hidupku di negeri orang.
Meski aku berbeda dengan mereka yang lain, tak apa, karena aku tahu bukan mereka atau kerikil-kerikil itu yang akan menghentikanku. Tapi, akulah yang mengendalikannya, memutuskan untuk terus berjalan atau berhenti.
Meski jalannya tak mudah, tapi aku t'lah buktikan, aku masih juga bertahan meski kerikil-kerikil itu berusaha menghalangi jalanku.
Little mermaid di tepian Langelini,
Seperti kita,
Tak lelah mengejar mimpi,
Atau menyerah dengan sengaja.
Siang itu aku tak henti-hentinya bersyukur. Dengan diri ini yang tak terpikirkan untuk berhenti pada impian-impian yang t'lah lama dirangkaikan. "Ya, jika bukan aku yang berjuang, siapa lagi?", kataku.
"Tak apa meski aku perempuan dan seorang diri. Selama aku tak berhenti melangkah, aku tak kan pernah kalah", lanjutku.
Kalau Ibuku selalu bilang, "Pantang kalah sebelum berperang".
*****
Teruntuk para Ladiesiana, jangan menyerah dengan mimpi-mimpimu. Meski terlahir sebagai perempuan, bukan berarti tak bisa bermimpi dan berjuang semau kita. Karena akan selalu ada jalan yang terbuka saat kita mau untuk terus berusaha. Meski jalannya tak mudah dan dukungan tak kerap didapatkan, ingatlah hanya diri kita yang bisa putuskan, terus melangkah atau berhenti dan menyerah. Orang lain bisa saja menghakimi dan mencerca, tapi kita memegang kendali impian kita, sejauh apa kita akan berjalan dan berlari.