Mohon tunggu...
Novi Setyowati
Novi Setyowati Mohon Tunggu... Lainnya - berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Keteguhan yang Kurenungkan di Bawah Senja Skandinavia

15 Maret 2021   14:17 Diperbarui: 15 Maret 2021   15:26 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Es krim yang saya beli di Kopenhagen (Dokpri)

"Mimpimu ketinggian", kata seorang teman perempuanku saat kami masih sama-sama di bangku SMA dua belas tahun yang lalu. Tapi tak kuhiraukan apa yang dia bilang. "Siapa dia ikut menentukan hingga setinggi apa aku berhak bermimpi?", batinku saat itu. "Lihat, aku t'lah di Skandinavia, seorang diri", lanjutku dua belas tahun kemudian.

Es krim yang saya beli di Kopenhagen (Dokpri)
Es krim yang saya beli di Kopenhagen (Dokpri)
Siang itu, Kopenhagen tak lagi terasa panas berkat es krim rasa mangga dan raspberry yang kubeli di area pusat kota.

Tak banyak yang kulakukan. Hanya berjalan tanpa tujuan sekedar untuk melihat keseluruhan isi kota di musim panas. Begitu saja, aku sudah bahagia. "Aku sudah sampai sini, lagi-lagi sendiri", aku hanya bisa membatin sambil tersenyum sepanjang perjalananku berjalan kaki siang itu.

Aku hanya menyempatkan mampir ke toko buku dan membeli sebuah kartu pos. Lagi-lagi, untuk kutuliskan ceritaku di sana dan kukirimkan pada diriku sendiri dengan alamat tinggalku di Kota Passau, Jerman.

Senja di Kopenhagen dengan bendera Denmark yang menjulang (Dokpri)
Senja di Kopenhagen dengan bendera Denmark yang menjulang (Dokpri)
Menang lotre!

Kurenungkan keberuntunganku, masih dibawah langit senja Skandinavia. Keberuntunganku yang membuatku seolah-olah aku memang menang lotre.

Memiliki keluarga yang mendukung segala keputusanku meski aku seorang perempuan. Tak pernah sekalipun membatasi ataupun mengekang apa yang kuinginkan untuk diriku sendiri di masa depan.

"Jangan lupa baca sholawat. Jangan lupa sholat", pesan ibuku setiap kali aku berkelana seorang diri. Tapi tak pernah sekalipun ibuku melarangku untuk pergi dan menjelajahi bumi ini.

"Bu, aku mau jadi ini, mau jadi itu. Mau kuliah di sini, mau kuliah di situ. Mau kerja di sini, mau kerja di situ", selalu kuutarakan keinginanku dengan gamblang. Tapi Ibuku tak pernah sekalipun menolaknya. Ibuku hanya selalu menjawab, "Ya terserah kamu", membuatku merasa aku memiliki kebebasan seutuhnya, meski aku seorang perempuan.

Aku tak bisa memungkirinya, jika aku memang seolah menang lotre memiliki dukungan sekuat itu.

Padahal saat kuputar kembali ingatanku, seorang teman perempuanku yang tak bisa meninggalkan kampung halamannya dan mengejar mimpinya yang lain karena ceritanya, "nggak dibolehin orang tua". Atau saat seorang teman perempuanku tak lagi bisa bekerja karena ceritanya, "setelah menikah nggak boleh bekerja". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun