Selain mendaki pegunungan, kita juga bisa menyusuri Königssee dengan kapal penumpang yang tersedia di tempat keberangkatan kapal (Königssee Seelände).Â
Kita harus membayar kurang lebih hampir 20EUR untuk tiket pulang pergi yang bisa kita gunakan untuk menyusuri danau hingga singgah di dua pemberhentian yakni St. Bartholomae dan juga Salet.
Saat kapal berangkat, kapal akan melalui sebuah titik yang dinamai "Echo". Sama seperti dalam Bahasa Inggris, kata echo disini diartikan sebagai "gema".
Di titik ini, kapal akan berhenti sejenak dan salah satu awak kapal akan memainkan terompet sambil mengarah pada tebing di sebelah kanan. Menariknya, suara terompet tersebut dipantulkan kembali selayaknya gema dari balik tebing.
Para penumpang kapal pun, termasuk saya, ikut takjub dengan pertunjukan ini. Seolah-olah di balik tebing juga ada seseorang yang ikut bermain terompet sebagaimana awak kapal saat itu. Suara yang dipantulkan pun cukup keras, membuat pertunjukan yang singkat itu benar-benar menghibur seperti sebuah konser.
Selepas itu, kapal akan kembali berjalan menuju St. Bartholomae dan juga Salet, sambil awak kapal berjalan menghampiri pengunjung untuk mengisyaraktkan permohonan sedikit uluran tangan pengunjung atas pertunjukan terompet yang menggema tadi.
Di permberhentian kedua sekaligus terjauh, yakni Salet, kita bisa melanjutkan petualangan berjalan kaki menyusuri danau kecil Obersee dan juga air terjun di sana.
Berjalan kaki ke sana dari pemberhentian kapal di Salet kira-kira mencapai 30 menit ke Obersee dan 1 jam ke air terjun. Sehingga kita harus benar-benar memperhitungkan waktu agar tidak tertinggal kapal pulang kembali ke Koenigssee Seelaende dan kembali ke penginapan nantinya.
Juga, hati-hati jika berkunjung kesana saat musim gugur ataupun musim dingin, apalagi jika saat itu turun hujan. Jalur menuju Obersee dan juga air terjun di sana sangat licin saat cuaca dingin, lembab, dan juga saat hujan turun.
Sementara di pemberhentian St. Bartholomae, tidak banyak yang bisa dilakukan. Berjalan kaki sambil bersantai di bangku-bangku di tepian danau bisa menjadi salah satu alternatifnya. Jika tidak, seperti saya saat itu, berhenti di sana untuk istirahat makan siang di salah satu restorannya.
Sedikit saran untuk berkunjung kesana saat musim gugur atau dingin dan juga saat pergantian musim, jangan lupa membawa jas hujan dan kenakan sepatu yang memudahkan kita berjalan di tempat yang licin.