Mohon tunggu...
Novi Setyowati
Novi Setyowati Mohon Tunggu... Lainnya - berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

5 Jam Menyusuri Königssee dan Segala Keindahan Alamnya

14 Maret 2021   19:03 Diperbarui: 25 Maret 2021   22:57 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan Königsee dari puncak Jenner (Dokpri)

Banyak yang berkata bahwa Königssee adalah tempat terindah di Jerman bagian selatan. Sampai-sampai teman Rusia saya saat itu pun rela membatalkan rencananya untuk pergi ke konser penyanyi Jerman favoritnya karena lebih memilih untuk pergi ke Königssee bersama saya dan teman-teman yang lain.

Königssee adalah nama sebuah danau di Jerman, yang terletak di wilayah Berchtesgaden dan juga masih merupakan bagian dari deretan pegunungan Alpen yang melalui Negara Jerman.

Selain danau Königssee yang sangat indah, wilayah Taman Nasional Berchtesgaden ini juga memiliki jalur-jalur pendakian mulai dari jalur termudah, sedang, dan jalur tersulit untuk mencapai puncaknya yang disebut Jenner. 

Dari Kota München, kita hanya perlu mengendarai kereta regional ke Berchtesgaden dengan beberapa kali pemberhentian untuk berganti kereta. Perjalanannya pun tidak lama, sekitar 2 - 3 jam, bergantung jalur dari kereta yang kita pilih.

Sesampainya di Stasiun Berchtesgaden, kita bisa melanjutkan perjalanan dengan bus kota ke pemberhentian stasiun kereta gantung di sana. Perjalanannya juga tidak lama, kira-kira 30 menit saja.

Pemandangan Koenigssee dari puncak Jenner pada musim gugur (Dokumentasi pribadi)
Pemandangan Koenigssee dari puncak Jenner pada musim gugur (Dokumentasi pribadi)
Bagaimana jika tidak ingin naik kereta gantung untuk mencapai puncak? Ya bisa saja, yaitu dengan mendaki. Tetapi perlu diperhatikan juga waktu berkunjung ke sana agar kita mempunyai cukup waktu untuk mendaki dan menuruni pegunungan.

Jika hanya berkunjung ke sana sehari saja, lebih baik dikombinasi juga dengan menaiki kereta gantung.

Pasalnya, kereta gantung ini juga memiliki dua stasiun pemberhentian yang bisa kita pilih, yakni pemberhentian pertama yang masih separuh perjalanan menuju puncak dan pemberhentian kedua yang sudah merupakan puncak Jenner.

Saat pertama kali berkunjung ke Berchtesgaden dan Königssee di musim panas, saya dan beberapa teman hanya singgah sehari saja. 

Kami pun menaiki kereta gantung hingga pemberhentian pertama dan melanjutkan dengan mendaki selama kurang lebih 2 jam hingga mencapai puncak Jenner.

Sementara kali kedua saya berkunjung ke sana pada musim gugur, saya memilih untuk menaiki kereta gantung hingga pemberhentian terakhir atau di puncak Jenner.

Menuruni pegunungan dari puncak Jenner saat itu kami tempuh dalam waktu 3 jam tanpa kereta gantung. Sehingga total perjalanan dengan berjalan kaki kira-kira hingga 5 jam lamanya.

Perjalanan pun terasa sangat menyenangkan karena wilayah yang dikelilingi oleh pemandangan alam yang hijau. Kita juga akan kerap bertemu dengan sapi-sapi pegunungan yang sedang merumput di sana. Cerita perjalanan pun menjadi lebih menarik karena pertemuan dengan sapi-sapi ini.

Entah kenapa saya selalu suka jika bertemu dengan sapi-sapi di kaki pegunungan Alpen. Mungkin karena sapi-sapinya berbeda warna dengan kebanyakan sapi-sapi di Indonesia. Warna belang cokelat dan putih seperti di film-film kartun yang pernah saya tonton.

Sapi-sapi ini juga dilepas begitu saja dan tidak akan menghiraukan manusia yang lewat di dekatnya. Mereka hanya akan berfokus pada rerumputan hijau yang ada di sana.

Jalur pendakian menuju puncak Jenner pada musim panas dengan sapi-sapi khas pegunungan Alpen di antara rerumputannya (Dokumentasi pribadi)
Jalur pendakian menuju puncak Jenner pada musim panas dengan sapi-sapi khas pegunungan Alpen di antara rerumputannya (Dokumentasi pribadi)
Oh iya, karena tempat wisata ini sangat terkenal di Jerman, maka tidak heran jika sebelum pandemi Berchtesgaden selalu ramai dikunjungi oleh para wisatawan. 

Kita pun harus rela mengantri untuk membeli tiket kereta gantung yang, kalau tidak salah ingat, harganya mencapai 24EUR hingga 32EUR (tergantung tipe tiket yang kita beli).

Kita juga hanya bisa membeli tiket ketika sedang berada di bawah (stasiun pembelian tiket Jennerbahn) sehingga kita harus memutuskan apakah akan membeli tiket sekali jalan atau pulang pergi. Karena di puncak Jenner sana, tidak bisa lagi kita membeli tiket untuk turun dengan kereta gantung.

Lalu, jika tidak ingin repot membawa bekal makan siang, tidak usah khawatir. Di setiap puncaknya terdapat beberapa restoran yang bisa kita singgahi untuk makan siang nantinya.

Jalur pendakian menuju puncak Jenner saat musim panas (Dokumentasi pribadi)
Jalur pendakian menuju puncak Jenner saat musim panas (Dokumentasi pribadi)
Saat pandemi tahun lalu, Berchtesgaden sempat dilarang untuk dikunjungi karena wilayah ini merupakan salah satu Hotspot (pusat penyebaran virus Korona) saat itu. Sehingga saat wilayah lain belum ditutup, Berchtesgaden sudah lebih dulu ditutup untuk para pengunjung atau wisatawan.

Oh iya, di sini juga terdapat banyak sekali penginapan. Sehingga tidak usah khawatir jika ingin berkunjung kesini lebih dari sehari karena banyak pilihan penginapan yang bisa kita tinggali. Saya pribadi lebih menyarankan untuk berkunjung kesini paling tidak 2 hari lamanya.

Dan tidak perlu khawatir dengan jadwal kereta kembali ke München, karena jadwal kereta regionalnya tersedia setiap jam.

Koenigsee saat musim gugur (Dokumentasi pribadi)
Koenigsee saat musim gugur (Dokumentasi pribadi)
Selain mendaki pegunungan, kita juga bisa menyusuri Königssee dengan kapal penumpang yang tersedia di tempat keberangkatan kapal (Königssee Seelände). 

Kita harus membayar kurang lebih hampir 20EUR untuk tiket pulang pergi yang bisa kita gunakan untuk menyusuri danau hingga singgah di dua pemberhentian yakni St. Bartholomae dan juga Salet.

Saat kapal berangkat, kapal akan melalui sebuah titik yang dinamai "Echo". Sama seperti dalam Bahasa Inggris, kata echo disini diartikan sebagai "gema".

Di titik ini, kapal akan berhenti sejenak dan salah satu awak kapal akan memainkan terompet sambil mengarah pada tebing di sebelah kanan. Menariknya, suara terompet tersebut dipantulkan kembali selayaknya gema dari balik tebing.

Para penumpang kapal pun, termasuk saya, ikut takjub dengan pertunjukan ini. Seolah-olah di balik tebing juga ada seseorang yang ikut bermain terompet sebagaimana awak kapal saat itu. Suara yang dipantulkan pun cukup keras, membuat pertunjukan yang singkat itu benar-benar menghibur seperti sebuah konser.

Selepas itu, kapal akan kembali berjalan menuju St. Bartholomae dan juga Salet, sambil awak kapal berjalan menghampiri pengunjung untuk mengisyaraktkan permohonan sedikit uluran tangan pengunjung atas pertunjukan terompet yang menggema tadi.

Di permberhentian kedua sekaligus terjauh, yakni Salet, kita bisa melanjutkan petualangan berjalan kaki menyusuri danau kecil Obersee dan juga air terjun di sana.

Berjalan kaki ke sana dari pemberhentian kapal di Salet kira-kira mencapai 30 menit ke Obersee dan 1 jam ke air terjun. Sehingga kita harus benar-benar memperhitungkan waktu agar tidak tertinggal kapal pulang kembali ke Koenigssee Seelaende dan kembali ke penginapan nantinya.

Juga, hati-hati jika berkunjung kesana saat musim gugur ataupun musim dingin, apalagi jika saat itu turun hujan. Jalur menuju Obersee dan juga air terjun di sana sangat licin saat cuaca dingin, lembab, dan juga saat hujan turun.

Pemandangan Obersee (Dokumentasi pribadi)
Pemandangan Obersee (Dokumentasi pribadi)
Sementara di pemberhentian St. Bartholomae, tidak banyak yang bisa dilakukan. Berjalan kaki sambil bersantai di bangku-bangku di tepian danau bisa menjadi salah satu alternatifnya. Jika tidak, seperti saya saat itu, berhenti di sana untuk istirahat makan siang di salah satu restorannya.

Menuruni pegunungan sambil lagi-lagi bertemu dengan sapi-sapi khas pegunungan Alpen di musim panas (Dokumentasi pribadi)
Menuruni pegunungan sambil lagi-lagi bertemu dengan sapi-sapi khas pegunungan Alpen di musim panas (Dokumentasi pribadi)
Sedikit saran untuk berkunjung kesana saat musim gugur atau dingin dan juga saat pergantian musim, jangan lupa membawa jas hujan dan kenakan sepatu yang memudahkan kita berjalan di tempat yang licin.

Juga saat musim panas, kenakan sepatu yang memang nyaman dipakai untuk pendakian ataupun trekking, karena jalur berjalan kaki di Königssee seringkali dipenuhi dengan kerikil. Sehingga meskipun musim sedang panas, menuruni jalanan bisa jadi tantangan tersendiri seperti kemungkinan kita terpeleset.

Sementara itu, hal yang paling saya sukai dari Taman Nasional ini adalah perpaduan dari danaunya yang luas serta tebing-tebing tinggi yang mengelilinginya. Pemandangan itulah yang membuat candu ingin ke sana lagi dan lagi.

Terlebih di musim gugur, saat dedaunan mulai menguning, menambah warna-warni keindahan alam di sana dengan pepohonan dan dedaunan yang kuning keemasan.

Tidak heran jika banyak sekali yang berkata bahwa ini tempat terindah di Bavaria (Jerman Selatan), karena saya pun setuju dengan hal tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun