Mohon tunggu...
Novi Setyowati
Novi Setyowati Mohon Tunggu... Lainnya - berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Vollkornbrot: Awalnya Tak Ada Rasa, Sekarang Jadi Rindu

12 Februari 2021   08:00 Diperbarui: 12 Februari 2021   15:49 951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sourdough starter yang saya buat selama 14 hari (Dokpri)

Ya, jika di Indonesia kita menemukan banyak nasi dimana-mana, di Jerman kita menemukan banyak roti pun dimana-mana.

Di hari pertama saya mendapati Vollkornbrot, saya hanya menggigitnya sebanyak dua kali saja. Itupun gigitan yang kecil. Lalu, saya tidak mau lagi memakan roti jenis ini.

Rasanya sungguh tidak karuan di lidah saya. Asam, keras, tidak bertekstur. Kompleks pokoknya! Tidak ada unsur "roti-rotian" menurut saya saat itu.

Maklum, lidah saya terbiasa dengan roti-roti manis, lembut dan empuk yang biasa ditemui di pasaran maupun di Minimarket dekat rumah.

Akhirnya, saya pun bergumam bahwa saya tidak akan pernah mau makan Vollkornbrot lagi. Rasanya tidak sanggup membayangkan kalau harus berjumpa lagi dengan rasa asam dan tak karuan itu.

Tetapi, terlalu sering makan roti ternyata membuat perut saya kaget! Biasanya mencerna nasi, eh sekarang harus mencerna roti setiap hari. Sepertinya perut saya sulit beradaptasi mencerna perpindahan bahan makanan ini.

Alhasil, perut saya mengalami masalah pencernaan yang belum pernah saya alami sebelumnya, setelah tiga bulan rutin mengonsumsi roti hampir dua kali dalam sehari.

Metabolisme pencernaan di perut saya menjadi lebih lambat. 

Bingung apa yang harus saya lakukan, teman saya menyarankan saya untuk mengganti konsumsi roti-rotian saya dengan roti Jerman saja, ya si Vollkornbrot ini.

Hah?! Waduh, saya tidak bisa membayangkannya kalau harus memakan roti ini lagi apalagi setiap hari untuk sarapan. Membayangkannya saja, lidah saya sudah enggan, apalagi perut saya.

Tapi teman saya bilang, bahwa Vollkornbrot ini lebih sehat dan roti Jerman itu yang terbaik dimana-mana. Saya hanya mengernyitkan alis saja saat mendengar itu. Masih saja terbayang rasa asam dan tidak karuan itu di mulut saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun