Sesederhana karena media sosial membuatnya semakin merasa kesepian dan merasa tidak memiliki apa yang orang lain miliki. Dia pun memutuskan untuk berhenti menggunakan media sosial dan bahkan menghapus aplikasi media sosial dari ponsel pintarnya.
Pada kenyataannya, hidup terkadang terasa lebih tenteram saat kita berhenti membanding-bandingkan kegiatan kita dengan kegiatan orang lain. Bagaimana caranya? Batasilah penggunaan media sosial, jangan terlalu sering apalagi sampai memperhatikan setiap detil kehidupan orang lain yang hanya berupa foto dan video.
Toh, kita tak pernah tahu cerita apa dibalik senyuman di foto atau video itu. Bisa jadi sebenarnya hidup kita lebih baik dari mereka. Siapa yang tahu, ya kan? Tapi kan, tak perlu semua orang tahu tentang seluk beluk diri kita dan hidup yang dijalani, betul tidak?
Mungkin saja "akunku ya terserah aku" adalah benar. Kitalah yang menjadi kendali dari semuanya. Jika orang lain tak bisa mengendalikan media sosial kita, lebih baik kita saja yang mencoba mengendalikan media sosial kita untuk lebih bijak lagi dengan kesehatan mental dan kehidupan yang kita jalani.
Tentu saja tidak perlu sampai ekstrim menghapus aplikasi atau tidak lagi bermain media sosial. Karena memang banyak sekali informasi-informasi yang juga bermanfaat untuk kita di beberapa akun media sosial. Pintar-pintar kita saja mau melihat dan mengikuti yang mana.
Paling penting adalah semua yang kita kelola jangan sampai membuat kita julid dengan orang lain dan jangan sampai membahayakan kesehatan mental kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H