Mohon tunggu...
Novi Haryati
Novi Haryati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Akademisi

Saya suka membaca dan mempelajari hal baru, travelling ke tempat baru, motto saya adalah be brave and be confidence!

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Telecoupling, Jembatan Emas untuk UMKM Agrifood Menembus Pasar Global

3 Oktober 2024   01:32 Diperbarui: 3 Oktober 2024   01:35 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Pernahkah Anda membayangkan produk pertanian Anda dinikmati oleh konsumen di belahan dunia lain? Dengan kemajuan teknologi yang pesat, mimpi itu kini bukan lagi sekadar angan. Konsep telecoupling membuka peluang bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) agrifood untuk menjangkau pasar global yang lebih luas.


Apa itu Telecoupling?
Telecoupling adalah sebuah konsep yang menggambarkan interaksi antara tempat-tempat yang jauh secara geografis, baik itu dalam hal sosial, ekonomi, maupun lingkungan. Dalam konteks agrifood, telecoupling memungkinkan petani atau produsen makanan lokal untuk terhubung langsung dengan konsumen di pasar internasional.

Contoh Sederhana Telecoupling:

Bayangkan seorang petani kopi di Aceh yang berhasil menjual kopi Arabica berkualitas tinggi langsung ke sebuah kedai kopi di Tokyo melalui platform e-commerce. Tanpa harus melalui banyak perantara, petani tersebut mendapatkan harga yang lebih baik dan sekaligus memperkenalkan produk lokalnya ke pasar internasional.

Mengapa Telecoupling Penting untuk UMKM Agrifood?

1. Membuka Pasar Global: Dengan telecoupling, UMKM agrifood dapat menjangkau konsumen di seluruh dunia, tidak terbatas pada pasar lokal.

 2. Meningkatkan Nilai Tambah Produk: Produk lokal yang unik dan berkualitas memiliki potensi nilai jual yang tinggi di pasar internasional.

 3. Memperkuat Posisi Tawar: Dengan adanya telecoupling, UMKM agrifood memiliki lebih banyak pilihan pembeli dan dapat menentukan harga jual yang lebih menguntungkan.

 4. Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Lokal: Keberhasilan UMKM agrifood dalam menembus pasar global akan berdampak positif pada perekonomian daerah, seperti menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Tantangan dan Solusinya

Meskipun telecoupling menawarkan banyak peluang, namun ada beberapa tantangan yang perlu diatasi, seperti:

 1. Akses Teknologi: Tidak semua daerah memiliki infrastruktur internet yang memadai.

 2. Regulasi: Perbedaan regulasi di masing-masing negara dapat menjadi hambatan.

 3. Bahasa dan Budaya: Komunikasi dan adaptasi produk terhadap preferensi konsumen di negara tujuan merupakan hal yang penting.

Solusi:

 1. Membangun Jaringan: Bergabung dengan komunitas online, mengikuti pameran dagang virtual, dan menjalin kerjasama dengan pihak terkait.

 2. Meningkatkan Kualitas Produk: Mendapatkan sertifikasi produk, menerapkan standar keamanan pangan yang baik, dan terus melakukan inovasi.

 3. Menguasai Pemasaran Digital: Membangun website yang profesional, memanfaatkan media sosial, dan melakukan pemasaran konten.

 4. Mencari Mentor atau Konsultan: Mendapatkan dukungan dari pihak yang berpengalaman dalam bidang ekspor dan pemasaran digital.

Kesimpulan

Telecoupling adalah sebuah peluang emas bagi UMKM agrifood untuk berkembang dan bersaing di pasar global. Dengan memanfaatkan teknologi dan strategi pemasaran yang tepat, UMKM agrifood dapat meningkatkan pendapatan, memperkuat merek, dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Ayo, manfaatkan telecoupling untuk membawa produk-produk lokal Indonesia ke kancah internasional!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun