- Penggunaan Sumber Daya yang Tidak Efisien: Banyak Agrifood SME masih menggunakan praktik pertanian tradisional yang boros air dan energi. Misalnya, penggunaan irigasi yang tidak terkontrol dan pemakaian pupuk kimia yang berlebihan dapat merusak lingkungan dan menurunkan kualitas tanah.
- Rantai Pasok yang Tidak Transparan: Minimnya digitalisasi dalam rantai pasok membuat pengelolaan sumber daya sulit dipantau. Hal ini menciptakan ketidakmampuan untuk melacak asal-usul produk, yang penting dalam memenuhi standar keberlanjutan.
- Kurangnya Akses ke Teknologi Modern: Banyak SME kesulitan mengadopsi teknologi inovatif karena terbatasnya akses ke pendanaan, pelatihan, dan infrastruktur digital yang memadai. Tanpa teknologi, efisiensi dan keberlanjutan sulit dicapai.
- Limbah yang Tinggi: Di banyak daerah, limbah produksi agrifood tidak dikelola dengan baik. Limbah organik dan plastik yang tidak terolah menciptakan masalah lingkungan yang serius, mulai dari pencemaran tanah hingga emisi gas rumah kaca.
- Ketahanan Terhadap Perubahan Iklim: Banyak Agrifood SME rentan terhadap cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi akibat perubahan iklim. Tanpa strategi adaptasi yang baik, bisnis mereka menghadapi risiko kegagalan panen dan gangguan rantai pasok.
 3. Bagaimana Sustainable Transition Pathway Bisa Membantu?
Untuk membawa Agrifood SME dari tidak berkelanjutan menuju keberlanjutan, Sustainable Transition Pathway memberikan beberapa pendekatan yang dapat diimplementasikan:
- Penggunaan Teknologi Digital untuk Transparansi dan Efisiensi: Digitalisasi rantai pasok dengan teknologi seperti blockchain atau IoT (Internet of Things) bisa membantu SME melacak asal-usul produk, memantau penggunaan sumber daya, dan meningkatkan efisiensi. Ini juga dapat memfasilitasi sertifikasi produk berkelanjutan, yang penting untuk memasuki pasar global.
- Inovasi dalam Pengelolaan Sumber Daya: Teknologi pertanian cerdas seperti precision farming dapat membantu petani mengoptimalkan penggunaan air, pupuk, dan pestisida, sehingga mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan meningkatkan hasil produksi.
- Akses pada Energi Terbarukan: Agrifood SME dapat mengadopsi energi terbarukan, seperti tenaga surya atau biomassa, untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Dengan ini, mereka tidak hanya mengurangi jejak karbon tetapi juga dapat menekan biaya operasional jangka panjang.
- Edukasi dan Penguatan Kapasitas: Program-program pelatihan yang berfokus pada penerapan teknologi hijau dan praktik pertanian berkelanjutan perlu diperluas. Edukasi ini harus mencakup bagaimana mengelola limbah secara lebih baik, cara menghadapi perubahan iklim, dan cara mengakses pendanaan hijau.