“Karena aku bermimpi, ada suara yang memanggilku ‘ayah’”
“Haaaa…… lalu kau anggap itu apa ?”
“Aku akan menjadi seorang ayah…..” dia menunduk malu dan aku hanya bisa tertawa ngakak.
“Haaa… ayah ? haaaaaa”
“Kenapa kau tertawa ?”
“Ya lucu aja….haaaaaaa…”
Kami ngobrol dengan canda dan tawa yang tak pernah berhenti. Ia adalah laki-laki yang sangat lucu dan kadang bodoh. Mungkin karena selama hidupnya ia hanya memikirkan hal-hal yang serius, jadinya kelihatan lucu dan kaku. Setahun yang lalu ia telah berhasil meraih gelar megisternya dan kemudian meneruskan estafeta perusahaan keluarganya.
Kami bertemu sebulan yang lalu di acara Kick Andy di Metro TV. Ia datang sebagai keluarga dari salah satu undangan yang juga diwawancarai oleh bang Andy. Kebetulan ia duduk tepat di sampingku. Dan kami pun mulai berkenalan, ngobrol dan menjadi akrab. Aku tidak menyangka, lulusan luar negeri ternyata sangat kaku dalam pergaulan. Dan aku melihatnya di dia.
Kami masih ngobrol dan bercanda hingga harus terhenti karna sopir taxi memberitahukan pada kami, bahwa kami sudah sampai di Bandara. Ia mengatakan, bahwa ke Jakarta hanya mengurusi bisnisnya dan harus segera balik ke kotanya.
“Makasih ya, Nov. Sudah mengatarku. Kalau ada apa-apa, kau harus memberitahukan ku ! ingat ! jangan lagi tak membalas smsku atau tak menjawan telponku! Okay…!”. Aku mengangguk dengan senyum.
Dan aku melambaikan tangan padanya ketika ia memasuki bandara untuk boarding pass. Aku masih diam tersenyum sambil meremas kertas hasil labotorium rumah sakit yang menyatakan bahwa aku positif hamil di dalam tasku. Ia masih melihatku dengan senyum dan aku pun juga masih tersenyum yang tertahan.