"Peran anak muda dalam mewujudkan pemilu yang berintegritas "
"Kita mengecek Apakah nama kita sudah terdaftar, membantu sosialisasi Pemilu, menjauhi politik uang dan politik pecah belah..."
Hal yang vital dalam sosialisasi tersebut tentunya untuk mensosialisasikan Pemilu 2024 agar terciptanya pemilu yang berintegritas dan bersih. Harapan kepada para pemuda dapat memilih dengan bijak tanpa memandang imbalan yang akan mereka dapat Contohnya seperti salam tempel. Dari hasil sosialisasi tersebut saya menanyakan kepada beberapa mahasiswa bagaimana jika mereka dihadapkan dengan politik money berupa amplop berisikan uang. Ini kata mereka
"Kemungkinan aku bakal menolak, karena ketika aku masih menerima yang namanya salam tempel, berarti apa bedanya aku sama orang" oligarki disana yang dengan mudahnya disuap cuaksss"
"Yang saya lakukan pastinya tidak mau menerima suap atau salam tempel Dari pihak manapun yang menyangkut dalam pemilu tsb, dikarenakan adanya politik uang..hal tersebut tidak baik dan tidak mencerminkan kejujuran dalam pemilu tsb..."
"Salam Tempel ini termasuk suap kan ya? Kalo masuk aku nggak ambil tapi kalo ngga masuk aku ambil wkwkw Ia aku nggak milih itu orang"
"Kalau aku kata kayaknya nggak akan ambil deh karena kan itu termasuk suap Ya seperti yang dikatakan Pak makin kalau kita menerima uang dari calon tersebut kedepannya bakal memberatkan calon nggak menutup kemungkinan untuk melunasi apa yang sudah dikeluarkan saat Pemilu dia bakal korupsi"
Statement dari 4 orang mahasiswa yang saya tanyai setelah terlaksananya sosialisasi tersebut akan menolak politik uang, mungkin karena kesadaran yang telah mereka dapat dari forum sosialisasi tersebut. Dari statement penolakan amplop ada juga mahasiswa yang memberikan tanggapan lain.
"Sebagai anak kost uang dari salah satu calon jelas menggiurkan. Saya mungkin akan mengambilnya tapi untuk siapa yg saya pilih tetap tetap sesuai dengan kriteria pemimpin yang saya inginkan. Masalah yang digunakan untuk pribadi atau untuk disedekahkan, itu urusan belakangan". Ujar seorang mahasiswa berinisial D yang tidak akan saya sebutkan namanya akan menerima amplop karena dia membutuhkan namun dalam memilih dia tidak akan Golput dan tetap memikirkan kriteria dari bakal calon.
"Kalau aku aku terima sih lumayan, tapi buat nyoblos aku tetap mikir-mikir bisa jadi yang ngasih amplop calon a Aku milih calon B"
"Terimalah Sayang kalau nggak diterima, Lagian nggak ada yang tahu waktu kita nyoblos kalau aku pribadi kalau keduanya memberikan amplop Aku bakal terima tapi pada saat memilih aku bakal mempertimbangkan kualitas calon sih selagi gak golput aja"