Mohon tunggu...
Noviatun Nisa 22107030040
Noviatun Nisa 22107030040 Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Suka Film

Selanjutnya

Tutup

Politik

Salam Tempel Amplop Calon (Money Politic) Bakal Terima?

7 Mei 2023   09:11 Diperbarui: 7 Mei 2023   09:31 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14 Februari 2024, Indonesia akan melaksanakan Pesta demokrasi. Ya benar sekali Pemilu 2024 tinggal menghitung bulan, segala sesuatu telah dipersiapkan oleh pihak yang bertugas dan berwenang Baik dari KPU, Bawaslu, dan lembaga pemerintah lain. Sepertinya salah satu upaya yang dilakukan oleh Pihak tersebut adalah sosialisasi kepada kalangan muda khususnya para pemilih pemula.

Kemarin 5 Mei 2023 KPU, Bawaslu, dan kominfo bekerja sama dengan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta melaksanakan forum sosialisasi Pemilu 2024 di convention hall UIN Sunan Kalijaga. Dalam sosialisasi tersebut menghadirkan berbagai lapisan narasumber mulai dari lembaga pemerintah dan influencer serta aktivitas kampus. Forum sosialisasi yang bertemakan Pemuda sadar pemilu mendatangkan narasumber Bapak Hamdan Kurniawan, S.I.P., M.A (Ketua KPU Yogyakarta), Ibu Sutrisnowati, SH., MH., M.Psi (Ketua Bawaslu DIY) ,Vania Yoanda Influencer asal Yogyakarta, dan Ahmad Makarim sebagai pemantik semangat kalangan mahasiswa yang kini masih menjabat sebagai presiden mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Sosialisasi tersebut juga dihadiri oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof. Dr.Phil. Al Makin, S.Ag., M.A Dalam sambutannya Prof Al makin juga sempat mengatakan

"...Maka jika kalian ingin dipimpin oleh pemimpin yang baik, anda harus baik, memulai dari diri sendiri. Jangan meminta amplop, money elektronik, atau semacamnya kepada para calon yang anda idealkan. Tapi jika kalian masih meminta, anda membebani para pemimpin kita, yang akhirnya akan meminta kembaliannya. Maka dari itu kalian harus memilih pemimpin karena dasar awareness, memilih bukan karena mendapat bayaran atau reward"

Ketua Bawaslu Daerah Istimewa Yogyakarta ibu Dwi Dianingsih S.sos., M.Si, selaku Ketua tim informasi dan komunikasi politik dan pemerintahan kominfo RI Juga mengatakan tujuan dari forum sosialisasi ini Mengedukasi masyarakat dalam pemilu 2024 mendatang.

"Tujuan kegiatan ini adalah, untuk mengedukasi masyarakat agar menggunakan hak pilihnya" ujar Ibu Dwi dalam sambutanya, Jumat 5 Mei 2023

Money Politic Apa Itu?

Fenomena money politic  yang salah satu kegiatannya adalah alam tempel merupakan Politik uang (money politic) adalah sebuah upaya mempengaruhi pilihan pemilih (voters) atau penyelenggara pemilu dengan imbalan materi atau yang lainnya. Fenomena Bukan suatu hal yang baru menjelang pemilihan pemimpin apalagi tingkatan nasional . B entuknya bukan hanya amplip berisi uang biasa jadi hal lain seperti sembako yang targetnya biasanya ibu-ibu.

Dalam forum sosialisasi yang dilaksanakan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pihak narasumber membuka kesempatan bagi 10 orang penanya, Salah seorang mahasiswa bertanya terkait salam tempel yang masih ada hingga sampai saat ini. Namun dia juga mengatakan tidak dapat memungkiri Bahwa uang tersebut lumayan dan dia membutuhkan.

Bapak Hamdan Kurniawan, S.I.P., M.A Ketua KPU Yogyakarta sempat mengatakan

"Peran anak muda dalam mewujudkan pemilu yang berintegritas "

"Kita mengecek Apakah nama kita sudah terdaftar, membantu sosialisasi Pemilu, menjauhi politik uang dan politik pecah belah..."

Hal yang vital dalam sosialisasi tersebut tentunya untuk mensosialisasikan Pemilu 2024 agar terciptanya pemilu yang berintegritas dan bersih. Harapan kepada para pemuda dapat memilih dengan bijak tanpa memandang imbalan yang akan mereka dapat Contohnya seperti salam tempel. Dari hasil sosialisasi tersebut saya menanyakan kepada beberapa mahasiswa bagaimana jika mereka dihadapkan dengan politik money berupa amplop berisikan uang. Ini kata mereka

"Kemungkinan aku bakal menolak, karena ketika aku masih menerima yang namanya salam tempel, berarti apa bedanya aku sama orang" oligarki disana yang dengan mudahnya disuap cuaksss"

"Yang saya lakukan pastinya tidak mau menerima suap atau salam tempel Dari pihak manapun yang menyangkut dalam pemilu tsb, dikarenakan adanya politik uang..hal tersebut tidak baik dan tidak mencerminkan kejujuran dalam pemilu tsb..."

"Salam Tempel ini termasuk suap kan ya? Kalo masuk aku nggak ambil tapi kalo ngga masuk aku ambil wkwkw Ia aku nggak milih itu orang"

"Kalau aku kata kayaknya nggak akan ambil deh karena kan itu termasuk suap Ya seperti yang dikatakan Pak makin kalau kita menerima uang dari calon tersebut kedepannya bakal memberatkan calon nggak menutup kemungkinan untuk melunasi apa yang sudah dikeluarkan saat Pemilu dia bakal korupsi"

Statement dari 4 orang mahasiswa yang saya tanyai setelah terlaksananya sosialisasi tersebut akan menolak politik uang, mungkin karena kesadaran yang telah mereka dapat dari forum sosialisasi tersebut. Dari statement penolakan amplop ada juga mahasiswa yang memberikan tanggapan lain.

"Sebagai anak kost uang dari salah satu calon jelas menggiurkan. Saya mungkin akan mengambilnya tapi untuk siapa yg saya pilih tetap tetap sesuai dengan kriteria pemimpin yang saya inginkan. Masalah yang digunakan untuk pribadi atau untuk disedekahkan, itu urusan belakangan". Ujar seorang mahasiswa berinisial D yang tidak akan saya sebutkan namanya akan menerima amplop karena dia membutuhkan namun dalam memilih dia tidak akan Golput dan tetap memikirkan kriteria dari bakal calon.

"Kalau aku aku terima sih lumayan, tapi buat nyoblos aku tetap mikir-mikir bisa jadi yang ngasih amplop calon a Aku milih calon B"

"Terimalah Sayang kalau nggak diterima, Lagian nggak ada yang tahu waktu kita nyoblos kalau aku pribadi kalau keduanya memberikan amplop Aku bakal terima tapi pada saat memilih aku bakal mempertimbangkan kualitas calon sih selagi gak golput aja"

Begitu ujar mahasiswa yang saya tidak disebutkan namanya yang menjadi tim menerima amplop dari bakal calon, Adanya sosialisasi tersebut tentunya untuk mencegah salah satunya politik money namun kita tidak bisa mengatur apa yang dipilih oleh orang lain. Yang KPU bahwa seluruh pemerintah kominfo lakukan adalah sebagai upaya pencegahan dan mewujudkan Pemilu bersih dan berintegritas di tahun 2024. Semoga Nantinya di pemilu 2024 dapat terwujud. Semoga Kita menjadi generasi yang benar benar kritis karena pilihan kita menentukan Indonesia Kedepan.

Kalau kamu gimana nih Kompasianer siap jadi Pemilih yang Luber Jurdi?

Uin Sunan Kalijaga
Uin Sunan Kalijaga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun