Sementara, Sinju hanya terdiam dan melangkah pergi dan tak banyak memberikan merespon.
Tanpa keluh kesah, Sinju segera menuntaskan bertanggung jawab dan pekerjaanya agar lekas terselesaikan.
Bekerja seperti biasa, Sinju meminta rekannya yang bertugas penyedia barang untuk membelikan bahan-bahan yang berkualitas dan terjamin bagus.
Berbanding terbalik dengan Sinje yang menjadi leader pada proyek yang diamanahkan padanya, dengan hati yang masih jengkel dan kesal, ia memilih untuk bekerja sesuka hatinya tanpa mempedukikan akan seperti apa hasil kerja keras terakhirnya ini.
Di benak Sinje, ia hanya ingin tugasnya selesai dan menikmati hidup bersama anak istrinya.
Alhasil, lima bulan berlalu proyek yang di pegang Sinju dan Sinje telah berhasil diselesaikan. Sebuah rumah megah berdiri kokoh dan bergegas memberikan kunci rumah tersebut pada sang mandor.
"Sudah kami selesaikan tuan, mohon tepatilah janjimu untuk kami," ucap Sinje dan Sinju.
Tak lupa mengucapkan terima kasih, sang mandor justru menolak saat kunci rumah tersebut di serahkan padanya.
"Tidak, ini hadiah dari saya untuk kalian yang sudah bekerja puluhan tahun dengan saya. Terimalah rumah ini sebagai apresiasi bahwa kalian sudah memberikan yang terbaik untuk saya."
Terpaku, Sinju dan Sinje hanya bisa diam mendengar ucapan tersebut.
"Baiklah ini janji saya yang akan membayar kalian dua kali lipat dari biasanya dan saya ikhlas melepas dua karyawan terbaik saya, yaitu kalian Sinju dan Sinje."