Menjadi penanggungjawab bagian pemasaran di sebuah perusahaan membuatku harus sering bertemu klien, kadang di kantorku dan tak jarang di kantor klien. Seperti siang ini, Bu Tiwi ingin bertemu denganku di kantornya untuk membicarakan kerjasama pemasaran. Bu Tiwi ini adalah teman kakakku yang beberapa tahun lalu pernah main ke rumahku. Jadi sebenarnya kami sudah lumayan akrab.
Diantar mobil kantor, aku sampai di daerah Kuningan, Jakarta Selatan sekitar pukul 12.30 siang. Tidak terlalu jauh dari kantorku yang terletak di Jakarta Timur. Bu Tiwi menungguku di lobby lantai 1 dengan senyum ramahnya.
“Ayo kita langsung ke ruangan saya aja ya,” ajaknya sambil berjalan mendahuluiku. Maklum, aku baru kali ini ke kantor bertingkat 15 tersebut, jadi belum tahu di mana ruangan Bu Tiwi. Ada dua lift di gedung tersebut dan Bu Tiwi mengajakku naik menggunakan lift sebelah Timur. Di gedung ini juga ada beberapa perusahaan yang bergerak di bidang pemasaran.
“Lift yang sebelah Barat itu sering rusak,” jelasnya tanpa kutanya.
“Serem dong kalau rusak, bisa mati lemes,” balasku bercanda. Bu Tiwi tertawa.
Kami memasuki ruangan kerja Bu Tiwi yang nyaman dengan pemandangan kota yang cantik. Lalu kami pun asyik membicarakan pekerjaan yang akan kami buat bersama. Termasuk rencana kantor Bu Tiwi yang akan dipindahkan ke daerah Cempaka Putih.
“Memangnya di Cempaka Putih itu sudah gedung milik sendiri, Bu?” tanyaku sambil meraih gelas minuman di meja.
Bu Tiwi tampak berpikir sebelum menjawab, “Di sana juga masih ngontrak. Tapi katanya gedung ini nggak membawa hoki pada bisnis kami.”
Aku mengerutkan alis, “Hoki?”
Bu Tiwi mengangkat bahu, “Ya gitu deh, Vi. Beberapa kontrak batal dibuat setelah klien berkunjung ke kantor yang di sini. Tidak seperti di kantor sebelumnya. Staf-staf juga banyak yang mundur padahal gaji mereka lumayan banget.”
Aku menegakkan tubuh penasaran.