Mohon tunggu...
novi ariesanthi
novi ariesanthi Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswi yang memiliki rasa semangat dan rasa ingin tahu yang tinggi, saya selalu tertarik untuk mempelajari hal-hal baru. Dengan sifat ceria dan antusias, saya senang terlibat dalam berbagai kegiatan yang menantang dan memberikan pengalaman baru. Selain itu, saya juga aktif berpartisipasi dalam organisasi ataupun komunitas yang mendukung pengembangan diri, baik di bidang akademik maupun non-akademik. Setiap peluang adalah kesempatan untuk bertumbuh, berbagi, dan menciptakan dampak positif di sekitar saya.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Ketergantungan Anak Zaman Sekarang Pada AI: Meningkatkan Resiko Penurunan Pemikiran Kritis dan Analitis

25 November 2024   10:56 Diperbarui: 27 November 2024   22:38 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan: Teknologi, Sebuah Pedang Bermata Dua

Kehadiran Artificial Intelligence (AI) telah mengubah cara kita bekerja, belajar, dan berinteraksi. Anak-anak dan generasi muda adalah kelompok yang paling cepat beradaptasi dengan teknologi ini. Dari aplikasi pembelajaran berbasis AI hingga perangkat lunak kreatif, semua tersedia di ujung jari mereka. Namun, apakah ini membawa dampak positif sepenuhnya? Atau justru menumpulkan kemampuan analitis dan kritis mereka? Artikel ini akan membahas bagaimana ketergantungan pada AI memengaruhi generasi muda, penyebabnya, serta solusi untuk mengatasinya.

Penyebab Ketergantungan pada AI

  1. Aksesibilitas dan Kenyamanan
    Teknologi AI yang mudah diakses, seperti chatbot, asisten suara, dan aplikasi penyelesaian tugas otomatis, memberikan solusi instan untuk berbagai masalah. Sebagai contoh, platform pembelajaran berbasis AI memungkinkan personalisasi materi, sehingga siswa lebih mudah memahami konsep sulit. Namun, hal ini sering kali membuat mereka malas berpikir secara mandiri (Muthmainnah et al., 2024).

  2. Persepsi Efisiensi
    AI membantu menyelesaikan tugas dengan cepat, seperti membuat ringkasan materi atau mencari jawaban atas pertanyaan yang kompleks. Sekitar 80% mahasiswa yang disurvei merasa AI sangat membantu dalam pembelajaran mereka, tetapi 40% mengaku mulai bergantung padanya sehingga berkurang usaha untuk memahami materi secara mendalam (Ulfah, 2024).

  3. Kurangnya Pendidikan Digital yang Berimbang
    Sistem pendidikan di banyak tempat masih belum memprioritaskan pengajaran tentang penggunaan teknologi secara bijak. Hal ini memperbesar risiko siswa memanfaatkan teknologi secara berlebihan tanpa memahami dampak jangka panjangnya pada keterampilan kognitif mereka (Syanurdin, 2020).

Dampak terhadap Kemampuan Analitis dan Kritis

  1. Menurunnya Pemikiran Mandiri
    Ketergantungan pada AI dapat mengurangi keterlibatan aktif siswa dalam proses berpikir. Studi menunjukkan bahwa penggunaan AI yang intensif sering kali menggantikan proses berpikir analitis dengan solusi instan, sehingga siswa jarang mengeksplorasi ide atau menyelesaikan masalah secara mendalam (Rahmanto, 2023).

  2. Kreativitas yang Terkikis
    Meskipun AI dapat mendorong kreativitas dalam beberapa aspek, seperti desain grafis dan seni, terlalu sering mengandalkan AI dapat membatasi pengembangan keterampilan orisinal. Anak-anak cenderung menerima apa yang dihasilkan AI tanpa mencoba menciptakan sesuatu dari nol.

  3. Kesenjangan Digital
    Ketergantungan pada teknologi juga memperbesar kesenjangan antara siswa yang memiliki akses ke perangkat AI canggih dan mereka yang tidak. Ini menciptakan ketidakadilan dalam pengembangan keterampilan analitis dan kritis (Dianne Adlawan, 2023).

Contoh Kasus

Sebuah penelitian terhadap mahasiswa Universitas Tanjungpura menunjukkan bahwa penggunaan AI secara berlebihan memudahkan pemahaman materi yang kompleks, tetapi menurunkan keinginan untuk mempelajari materi secara mandiri. Selain itu, sekitar 40% responden merasa AI mengurangi keterampilan kreatif mereka dalam menyelesaikan tugas (Ulfah, 2024).

Solusi untuk Mengatasi Ketergantungan

  1. Mendidik Generasi Muda tentang Literasi Digital
    Menekankan pentingnya keseimbangan antara penggunaan teknologi dan kemampuan berpikir mandiri. Siswa harus diajarkan untuk memanfaatkan AI sebagai alat bantu, bukan sebagai pengganti proses berpikir.

  2. Mengintegrasikan Latihan Berpikir Kritis dalam Kurikulum
    Pendidikan perlu dirancang untuk mendorong siswa memecahkan masalah secara manual sebelum menggunakan bantuan AI. Misalnya, melalui debat, penulisan analitis, atau tugas yang membutuhkan penalaran mendalam.

  3. Mengatur Batasan Penggunaan AI
    Orang tua dan pendidik dapat menetapkan batasan waktu penggunaan AI untuk memastikan anak-anak tetap terlibat dalam aktivitas pembelajaran tradisional yang memupuk keterampilan kognitif.

  4. Mendorong Penggunaan Teknologi Kreatif
    Memanfaatkan teknologi yang mendukung pengembangan keterampilan kreatif dan analitis, seperti simulasi interaktif atau permainan edukatif yang membutuhkan strategi.


Penutup: Masa Depan yang Berimbang

AI adalah alat yang revolusioner, tetapi penggunaannya yang tidak bijaksana dapat merugikan kemampuan intelektual generasi muda. Masyarakat harus mulai melihat AI sebagai mitra, bukan pengganti dalam proses belajar. Melalui pendidikan yang berimbang dan pendekatan yang bijaksana, kita dapat memastikan bahwa generasi mendatang mampu memanfaatkan teknologi secara optimal tanpa kehilangan kemampuan kritis dan analitis mereka

Referensi 

https://journal.stitpemalang.ac.id/index.php/madaniyah/article/download/826/477/

https://jurnal.stkippersada.ac.id/jurnal/index.php/VOX/article/download/3892/pdf

https://online-journal.unja.ac.id/dikbastra/article/download/33262/18921

https://jurnal.stkippersada.ac.id/jurnal/index.php/VOX/article/view/3892/0

https://journal.stkipsingkawang.ac.id/index.php/JurnalPIPSI/article/view/5545

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun