Mohon tunggu...
Noviar Ananta
Noviar Ananta Mohon Tunggu... -

TraveLLer, Blogger, Movieholic, Juventini, Agatha Christie Big Fan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kenapa Saya Pilih Jokowi - JK

1 Juli 2014   09:28 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:01 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14041562571259051565

Lalu kenapa nama Bapak Fadel Muhammad pun saya masukkan di list ini, alasannya setelah dapat info dari seorang kawan tentang kenapa Pak Fadel Muhammad dicopot oleh SBY dari jabatannya sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Gara – gara insiden “Gudang Garam”. Berita ini memang tak pernah diberitakan di media – media nasional, anggap saja ini info intelejen dari orang dalam istana. hehe…

Sejak itu saya makin teryakinkan bahwa Pak Fadel Muhammad adalah seorang Nasionalis. Seperti Pak Mahfud, Fadel Muhammad pun tak akan berani saya cela dalam “cyber war” Pilpres kali ini.

Nah, apa Pak Fadel Muhammad masuk kategori pemimpin yang “Out of The Box”, jawabannya “Definetly, Yes”, dan itu dilakukannya sejak beliau jadi Gubernur Gororntalo.

Saya pernah liat foto Fadel Muhammad, memegang kotoran dari sapi hasil program bioteknologi di bidang peternakan yang digagasnya ketika masih menjabat Gubernur Gorontalo, kemudian menciumnya. Saya lupa nama teknologi itu, yang saya tau salah satu efek teknologi tersebut membuat kotoran sapi tak berbau. Hayoo, pejabat negara mana yang mau melakukan ini?

Setelah postingan tersebut, saya terus meng-update informasi tentang Jokowi. Tentang dukungannya terhadap Proyek Mobil Anak SMK, tentang Satpol PP dilucuti pentungannya, dan tentang pemindahan PKL tanpa kekerasan. Bagi saya, ide ini luar biasa. Kalau tidak luar biasa, kenapa tak banyak pemimpin di daerah di negeri ini yang bisa melakukannya?

Dan, ketika beliau maju di PilGub Jakarta, berpasangan dengan Ahok, saya lalu berharap Jokowi – Ahok yang menang. Ternyata, hasilnya 2 (Dua) putaran. Pada saat itulah, saya lihat bagaimana Jokowi – Ahok dikeroyok oleh partai – partai politik pendukung Foke. Dan disini pulalah, “Gerakan Fitnah Jokowi” dimulai dan dilakukan begitu masif. Tak kurang tokoh sekaliber Bang Haji Rhoma Irama, menyerukan “Jangan pilih Jokowi karena ibunya Non Muslim” dari atas mimbar mesjid.

Belum lagi, ocehan – ocehan dari akun @triomacan2000 yang mendikreditkan Jokowi nampak begitu meyakinkan, seolah2 ocehan tersebut murni dari seorang “Pahlawan Pembela Kebenaran”. <=(Nah, ini juga jadi bantahan terhadap seorang teman “Jokowi Hater” yang menjadikan @triomacan2000 jadi rujukan. “Ibu guru, bilang sama dia, saya sudah mengikuti ocehan @triomacan2000 sejak si macan ini masih bayi, saya masih ingat ocehannya tentang “Putra Mahkota dan insiden di Bandara Singapura”, kira – kira begitulah, saya tak ingat lagi.”.)

Apa saya taqlid buta sama Jokowi, Tidak. Saya termasuk orang yang hampir percaya sama informasi – informasi tersebut. Rhoma Irama coy, muballigh, haji pula. Tapi, setelah, melihat Rhoma Irama menangis ketika di panggil Panwaslu DKI. Jakarta, dan kemudian meminta maaf di sebuah acara di TV Nasional, saya lalu berpikir sebaliknya, dan kembali ke jalan yang benar menjadi “Jokowi Lover”.

Pun, Saya termasuk orang yang ragu, apa iya Pak Jokowi bisa mengatur orang – orang Jakarta yang sangat heterogen yang wataknya jauh berbeda dengan orang – orang Solo?.

Nah, 2 (dua) tahun kepemimpinannya di Jakarta adalah jawabannya. Bagi saya, untuk menilainya anda hanya perlu menggunakan akal sehat dan menggunakan hati yang bersih. Program Lelang Jabatan, turun ke got mengecek, merapikan Tanah Abang tanpa kekerasan, (Tanah Abang Bung… Siapa yang tak pernah dengar tentang premannya?), menyulap Waduk yang penuh sampah jadi Taman Kota, Program Rumah Deret dan Rumah Susun, serta Keputusannya yang tak Goyah terhadap Lurah Susan. See, Sekali lagi “Out of The Box” dan berhasil. Relokasi Pedagang Tanah Abang pun kembali dilakukan tanpa kekerasan. Konsisten.

Saya hanya berpikir, kenapa partai – partai politik, (termasuk partai yang ngaku Partai Dakwah itu), tak bisa melihat ini sebagai sebuah keberhasilan. Lalu dulu mendukung Foke, yang selama 10 tahun menjabat (5 tahun sebagai Wakil Gubernur plus 5 Tahun sebagai Gubernur) tak bisa melakukan ini. Menurut saya, politikus tersebut harusnya menanggalkan baju partai, apabila program lawan politik-nya adalah sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun