Oleh sebab itu, mereka memilih untuk tidak terburu-buru menikah, dan ingin menikmati lebih dulu hasil kerja kerasnya untuk dirinya sendiri dan untuk orang tuanya.
Namun, jika benar masalah ekonomi menjadi penyebab paling utama dari turunnya angka pernikahan di Indonesia, lantas mengapa mereka yang sudah terbilang mapan tetap merasa enggan untuk menikah?
Hal tersebut dapat terjadi, karena seseorang telah menemukan rasa nyaman dengan kesendiriannya. Nyaman dengan segala hal yang telah menjadi rutinitasnya selama ini. Dan nyaman dengan kemandirian ekonomi yang telah dicapainya.
Rasa nyaman dengan kesendirian ini, biasanya muncul sebagai akibat dari menunda-nunda waktu untuk menikah. Meski mungkin, bukan keinginannya sendiri untuk menunda, melainkan karena belum juga dipertemukan dengan pasangan yang tepat.
Angka pernikahan di Indonesia yang terus menurun setiap tahunnya, juga dapat dipicu oleh perasaan "Saya tidak sendiri", yang artinya : Seseorang yang belum menikah merasa bahwa bukan dirinya sendiri yang belum menikah, melainkan ada banyak orang di luar sana, yang seusia dengannya atau yang lebih tua darinya belum juga menikah.
Dan karena itu, ia semakin bersikap santai untuk urusan pernikahan, fokus pada hidupnya sendiri, dan yang lebih parah adalah hilang keinginan untuk menikah.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H