Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Keputusan Terbaik

26 Oktober 2024   19:49 Diperbarui: 26 Oktober 2024   20:29 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam hatinya Nina merasakan kehangatan yang berbeda. Tapi di saat yang sama, ia sadar perasaannya terhadap Mahdi juga tak bisa diabaikan.

Hari berikutnya, Nina bertemu Mahdi di sebuah restoran mewah di pusat kota. Mahdi selalu tampak sempurna dengan penampilannya yang rapi, dan cara bicara yang tenang. Namun, Nina merasa ada jarak yang tak kasat mata di antara mereka.

"Ada kabar baik untuk kamu. Aku baru saja tanda tangan untuk kontrak besar. Dengan itu, aku bisa ajak kamu keliling dunia. Tapi, itupun kalau kamu mau."

Nina tersenyum mendengar hal itu, meski dalam hati ia tak sepenuhnya bahagia. "Wah, selamat ya Di.."

"Dan hasil proyek ini bisa jadi bagian dari masa depan kita," lanjut Mahdi percaya diri. "Kamu tau kan kalau aku serius? Aku mau kamu selalu ada di samping aku."

Nina terdiam, ucapan Mahdi selalu terdengar indah dan menjanjikan. Sementara Nina mulai mempertanyakan, apakah hidup yang dipenuhi kemewahan itu benar-benar hidup yang ia inginkan?

Malam itu, Nina merenung di balkon kamarnya, melihat langit malam yang penuh bintang. Pikirannya melayang kepada dua lelaki itu.

"Apa yang sebenarnya lo cari, Na?!" tanya Nina pada dirinya sendiri. Ia tahu, Mahdi adalah tipe lelaki yang menjadi impian banyak wanita. Tapi Alan, ada sesuatu yang membuat Nina tak bisa mengalihkan pikirannya dari lelaki itu.

"Na, besok Alika mau tampil. Kalau kamu ngga sibuk, aku mau ajak kamu ke sana. Pasti Alika senang kalau kamu datang."

Nina tersenyum membaca pesan itu. Meski sederhana, ajakan Alan selalu mengandung kehangatan yang tak pernah ia temukan dalam pesan-pesan Mahdi.

Keesokan harinya, Nina tiba di sekolah Alika. Ketika ia masuk ke aula, ia melihat Alan duduk di barisan depan, memandang panggung dengan penuh antusias. Nina pun duduk di sampingnya, menyaksikan Alika yang akhirnya muncul di panggung, menari dengan indah dalam balutan kostumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun