Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta yang Tak Biasa

17 Oktober 2024   17:49 Diperbarui: 17 Oktober 2024   17:53 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore itu, seperti biasa Atika menemui Mamat di taman. Namun kali ini Mamat tampak berbeda. Ia tidak ceria seperti biasanya. Tatapannya kosong, seperti ada sesuatu yang mengganjal di benaknya.

"Ada apa, Mat?"

Mamat menatap Atika lama hingga akhirnya ia berbicara. "Aku dengar orang-orang bilang kalau aku gila. Apa menurut kamu itu benar?"

Atika terkejut dengan pertanyaan itu. Ia tahu terkadang Mamat menyadari apa yang orang katakan tentangnya, tapi mendengarnya langsung dari mulut Mamat membuatnya merasa pilu. "Ngga, Mat. Buktinya, aku ngga pernah berpikir kayak mereka. Kamu itu spesial!"

"Aku.. aku mau kayak orang-orang yang hidup normal. Aku juga ingin jatuh cinta. Tapi, gimana caranya? Haha haha."

Atika menahan air matanya. Ia dapat merasakan bahwa Mamat memiliki perasaan yang tulus, bahkan mungkin lelaki itu dapat mencintai dengan tulus.

"Kamu ngga perlu jadi seperti orang lain. Kamu cukup jadi diri kamu sendiri."

Mamat menunduk, dan untuk pertama kalinya ia meraih tangan Atika untuk digenggamnya. "Kamu mau ngga, nunggu aku? Sampai aku bisa menjadi laki-laki?"

"Iya, Mamat.. Aku akan tunggu kamu ya.."

Cinta yang tumbuh dalam hati mereka, memang cinta yang tak biasa, kebersamaan itu terjalin dalam hening yang dipenuhi dengan harapan. Di batas antara kewarasan dan mungkin suatu kegilaan, di mana cinta telah menemukan tempatnya sendiri.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun