Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Persahabatan yang Ajaib

9 Oktober 2024   07:33 Diperbarui: 9 Oktober 2024   07:36 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : pngtree.com

Marco memiliki kemampuan yang sangat jarang dimiliki oleh orang lain. Pemuda itu dapat berbicara dengan hewan. Setiap hari, biasanya Marco duduk di bawah pepohonan rindang yang ada di taman kota, berbincang dengan burung-burung, tupai, dan ikan-ikan kecil di bawah air mancur.

Hari itu saat Marco tengah mengobrol dengan burung pipit yang hinggap di bahunya, ia melihat seorang gadis berjalan melintasi jalan di pinggiran taman kota. Gadis itu selalu terlihat setiap pagi, berjalan membawa keranjang penuh bunga.

"Kenapa kau tidak bicara padanya?" tanya burung pipit yang masih hinggap di pundak Marco.

"Aku.. aku tidak berani. Bagaimana kalau dia menganggapku aneh?"

"Tidak ada yang salah dengan itu. Tapi kalau kau mau, aku bisa membantu."

"Bagaimana caranya kau bisa membantu?"

"Aku bisa mengikutinya, mengetahui namanya, di mana dia tinggal, apa yang dia suka, dan mungkin bisa mencari waktu yang tepat agar kau bisa berkenalan dengannya."

Hari-hari berlalu, dan burung pipit kembali setiap sore dengan laporannya. Burung itu memberitahu Marco bahwa nama gadis itu ialah Clara, ia tinggal bersama neneknya di wilayah barat kota. Ia suka mengumpulkan bunga liar dan membuat rangkaian bunga untuk dijual di pasar.

Baca juga: Lukisan Hati Risa

Dan suatu pagi burung pipit membawa kabar yang baru. "Besok pagi dia akan ke sungai, di dekat hutan wilayah selatan. Dia akan mencari jenis bunga lain. Itu kesempatanmu! Kau bisa berpura-pura lewat, dan mungkin kalian bisa berbincang."

Keesokan harinya, Marco berjalan di sekitar sungai yang dimaksud oleh si burung pipit. Di sana, ia melihat Clara sedang duduk di tepi sungai, kakinya merendam di air, sementara tangannya bermain dengan bunga liar yang telah dikumpulkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun