"Sampai kapan kita begini terus, Mas?" tanya Viona dari balik tubuh kekasihnya. Gadis itu masih melingkarkan kedua tangannya di pinggang Satrio, memeluknya dari belakang.
"Jalanin aja Vi, atau... kamu mau kita udahan?"
"Ngga! Aku cuma sedih harus ngumpet-ngumpet gini ketemu kamu."
Satrio memutar tubuhnya, lelaki itu menyentuh lembut pipi Viona. Sorot matanya terasa dalam memandang wajah gadis yang telah memberi warna baru dalam hidupnya.
Sebuah kecupan manis mendarat di dahi Viona, untuk ke sekian kalinya Satrio membuat gadis itu merasa berarti. Kehadiran Satrio telah menghapus cerita cinta menyakitkan yang dulu pernah dialami Viona.
Viona tak ingat lagi pada cintanya yang bertepuk sebelah tangan, kini ada Satrio yang selalu menyayangi dan memberinya perhatian. Viona sangat bahagia bersama Satrio, seolah ia telah menemukan cinta yang didambakannya selama ini.
"Makan yuk, aku siapin." ucap Tiara sesaat setelah menyambut kepulangan suaminya malam itu di balik pintu.
"Aku udah makan. Mau istirahat, capek banget."
Tiara memandang punggung suaminya yang kian menjauh. Wanita itu merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Ia pun memutuskan untuk mencari tahu apa yang tengah terjadi pada suaminya.
Satrio telah tertidur pulas, dan Tiara memanfaatkan kesempatan itu untuk mencari tahu lewat ponsel Satrio. Sudah setengah jam wanita itu membuka isi ponsel suaminya, tapi ia tak menemukan bukti apapun. Meski begitu, hatinya masih diliputi oleh rasa gelisah.
Dan karena itulah Tiara tidak berhenti sampai di situ, ia terus mencari dan mencari hingga akhirnya pada suatu hari ia menemukan satu pesan yang belum sempat dihapus oleh Satrio.