*Cerita ini merupakan kelanjutan dari kisah Penyihir Hitam Sang Pelindung, sekaligus sekuel dari novel fantasi The Duke’s Daughter yang ditulis tahun 2023.
  Rintik hujan baru saja turun, bertepatan dengan kedua kaki Nivea yang melompat dari kereta kudanya. Sejenak ia terbawa dalam ingatan masa lalu. Saat pertama kali Matias menyeretnya untuk sama-sama bermain hujan.
  Hanya lelaki itu satu-satunya, yang berani membuat dirinya mengenal hujan. Sebab sebelumnya tak ada yang berani menentang aturan keluarga Del Castano untuk menjaga putri semata wayangnya itu.
"Nyonya! Duke Eduardo menunggu Anda di ruang kerjanya." ucap Seri memecah lamunan Nivea di ambang pintu.
Wanita itu pun tersadar kemudian melanjutkan langkahnya menemui sang ayah. "Kau mencariku, Ayah?"
"Ya. Duduklah! Aku hanya... sedikit merindukanmu. Kau tampak sangat lelah, nak! Apa toko rotimu begitu ramai hari ini?"
Nivea menghela nafas. Di hadapan ayahnya, ia masih menyembunyikan pengkhianatan suaminya. "Benar Ayah! Kau tahu, toko rotiku memang selalu ramai." sebuah senyuman menutup kalimatnya.
"Ah, kalau begitu... bawalah Pamela bersamamu sesekali! Jangan sampai roti-rotimu mengalahkan perhatianmu pada gadis kecil itu."
  Bagi Nivea Del Castano, malam ini benar-benar muram. Segala yang dirasakannya tak mungkin ia bagi dengan siapapun. Karena butuh ribuan kata untuk menyampaikannya. Dan ia tak sanggup merajutnya menjadi susunan kalimat.
"Istriku!"
Nivea membalikkan tubuhnya, bibirnya cukup terasa kaku untuk membuat lengkungan. Ia paksakan senyumnya setengah mati. "Kau baru sampai, Matias?"