Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Rona Bahagia di Usia Senja

6 Februari 2024   21:23 Diperbarui: 6 Februari 2024   21:40 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Betul Pak."

"Kamu mirip sekali dengan teman lama Saya. Tapi, Saya rasa harusnya sekarang dia juga sudah tua. Hampir sama usianya dengan Saya."

"Oh, hehehe." Arlita tampak heran namun tetap berusaha tersenyum. "Maaf Pak, Saya masih harus mengantar pesanan."

"Oh, iya iya. Maaf ya nak. Silahkan teruskan kerjaannya."

Arlita mengangguk dan tersenyum sekali lagi. Gadis itu langsung disibukkan dengan tugas lainnya. Bermenit-menit kemudian baru terlintas dalam ingatannya bahwa selama ini keluarga besarnya selalu mengatakan bahwa wajahnya sangat mirip dengan mamanya kala muda dulu. Bahkan mungkin bukan hanya sekedar mirip, tapi wajah Arlita sekarang adalah wajah mamanya puluhan tahun lalu.

Lantas dari tempatnya Arlita memanjangkan leher ke arah meja pria tua itu, namun ia tak mendapatinya. Rendra telah pergi dari restoran itu.

Sampai di rumahnya Arlita tak sempat menceritakan kejadian tadi sore kepada mamanya. Gadis itu kelelahan hingga lupa untuk bercerita. Dan keesokan harinya, ia terkejut karena Rendra datang kembali ke restoran. Kali ini khusus, hanya untuk menemui dirinya.

"Bapak cari Saya? Maaf ada apa, Pak?"

"Maaf nak, kalau Saya ganggu. Apa nama ibumu... Mirna?"

Arlita tertegun, dengan gamblangnya pria tua itu menyebut nama mamanya. Dengan tatapan kosong, gadis itu mengangguk. Sedangkan Rendra tersenyum senang. Puas rasanya mendapat jawaban atas rasa penasaran yang semalaman menderanya.

Kebetulan jam kerja Arlita sudah hampir selesai. Rendra memutuskan untuk menunggu agar mereka dapat berbincang lebih banyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun