Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Pangeran dari Dunia Maya

21 Januari 2024   11:18 Diperbarui: 23 Januari 2024   14:00 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: kibrispdr.org

Seminggu terakhir ini Nita hanya berdiam diri saja di rumah. Di usianya yang ke dua puluh tahun ini, ia merasa hidupnya tak berguna. Dunianya runtuh. Ia terpaksa mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai accounting karena bertengkar dengan rekan kerjanya.

Bukan rekan sebenarnya, lebih tepatnya lelaki itu adalah seseorang yang disukainya. Mengapa bertengkar? Jelas saja Nita sakit hati bukan kepalang, Beny selama ini selalu saja nempel pada Nita. 

Berangkat kerja bersama, menjemput Nita ke rumahnya. Pulang kerja juga bersama. Mengisi libur bersama. Sikapnya seolah memberi rambu hijau kepada hubungannya dengan Nita untuk melangkah lebih serius.

Tapi tak disangka, di balik itu semua ternyata Beny sudah punya calon istri. Hingga akhirnya Beny telah menemukan waktu yang tepat untuk jujur mengatakannya pada Nita. 

Selama ini ia hanya menganggap Nita sebagai sahabat. Alhasil, pecahlah perang dunia di antara keduanya. Nita tak terima karena sudah merasa dibodohi oleh sikap manis Beny selama ini.

Rasanya sudah malas di kantor itu, tak ingin lagi Nita melihat wujud Beny setiap hari. Suasana kantor jadi tak nyaman lagi baginya. Ia putuskan mengundurkan diri saja. Dan menutup komunikasi dengan orang-orang yang ada hubungannya dengan kantor.

Daripada galau terus, Nita mulai menguatkan hati dan membangunkan semangat kembali dalam dirinya. Ia bangun kembali hubungannya dengan kawan-kawan semasa sekolah dulu lewat jejaring sosial. Kebetulan blackberry messenger sedang hits, dengan mudah Nita dapat melanjutkan obrolannya di facebook ke BBM.

Hingga seorang kawan semasa SMP-nya yang bernama Sarry, mengatakan padanya untuk mencoba jejaring sosial yang belum lama dirilis. Penggunanya juga masih sedikit, mungkin saja Nita tertarik untuk mendapat teman baru disana.

Akhirnya Nita mendaftarkan dirinya dalam situs jejaring sosial terbaru itu. Dan mulai berselancar disana. Hampir setiap hari Nita mendapat teman baru. 

Kebanyakan memang bule-bule yang menyapa duluan. Maklum saja, foto profil yang digunakan oleh Nita tak luput menunjukkan warna kulitnya yang eksotik. Tapi, Nita biasa-biasa saja menanggapi sapaan mereka.

Di hari ketiganya berselancar di situs itu, ada seorang lelaki yang sangat menarik perhatiannya. Ya, hanya dia satu-satunya lelaki yang berhasil menarik perhatian Nita. 

Dan lelaki itu telah meninggalkan sebuah pesan perkenalan untuknya. Tentu saja hati Nita jadi berbunga-bunga. Dengan senang Nita memberikan pin BBM miliknya ketika lelaki itu memintanya.

Tanpa terasa hampir satu bulan mereka saling bertukar kabar dan cerita setiap hari. Membuat Nita melupakan situs jejaring sosialnya yang baru itu. Sudah dapat teman yang klop, katanya. Jadi enggan untuk membuka situs itu lagi. Gilang namanya, lelaki baik hati yang datang dalam hidup Nita bagai malaikat yang dikirim untuk menyembuhkan luka lamanya.

"Sarry, si Gilang ngajak gue ketemuan. Gimana ya?"

"Hahaha. Ketemu saja. Kan udah sering chatting di bbm."

"Jujur gue takut Sar. Namanya kenalan dari dunia maya. Gue kan juga ngga gampang percaya sama orang baru. Tapi, entah kenapa sejauh ini gue bisa percaya sama dia. Gue percaya dia orang baik-baik."

"Emang rencananya mau ketemuan di mana sih, Nit?"

"Makan bareng di mall. Hahaha."

"Ya udah Nit, ketemu saja. Nanti kalau udah ketemu, ceritain ya ke gue!"

Dengan penuh keyakinan akhirnya Nita memutuskan untuk pergi, bertemu dengan Gilang. Hatinya sedikit berdebar, Nita sangat senang dapat berjabat tangan. Berkenalan secara lebih resmi dengan Gilang.

Namun setelah mengobrol dan jalan bersama seharian, Nita justru merasa sedih dan berkecil hati. Wajah Gilang memang sama dengan yang di foto. Tapi, Gilang berbeda. 

Lelaki itu tampak memiliki wawasan yang luas. Tak seperti Gilang yang biasa-biasa saja waktu chatting. Nita cukup kesulitan mengimbangi obrolan Gilang. Gadis itu jadi tak berani banyak bicara karena takut salah dan membuatnya tampak bodoh.

Terlepas dari itu, Gilang sungguh lelaki yang baik hati. Nita sampai jatuh hati, meski baru satu kali bertemu langsung. Nita sangat menghargai waktu yang telah diluangkan Gilang selama ini untuk menyapanya lewat pesan setiap hari dan berterima kasih pula untuk pertemuan mereka kali ini.

Gilang itu seperti sosok pangeran impian yang didambakan semua gadis. Tampan, pintar, baik hati dan punya pekerjaan yang baik pula. Siapa yang tidak ingin memilikinya? Ternyata di dunia nyata sosok itu benar-benar ada, bukan cuma tokoh cerita khayalan dalam dongeng.

Rasanya sangat beruntung bisa mengenal Gilang. Walau akhirnya Nita hanya dapat memendam rasa. Pikir Nita, mana mungkin Gilang akan menyukainya? Nita merasa dirinya tak cantik, tak pintar, kuper, intinya ia tidak sepadan jika bersanding dengan Gilang. 

Maka itu Nita mengambil keputusan untuk menjauh perlahan saja, tak mau terlalu sering lagi menghubungi Gilang. Ia tak ingin berharap lebih, berharap pada sesuatu hal yang tidak mungkin terjadi. Apalagi Gilang pernah mengatakan kalau dirinya menganggap Nita sebagai adik. Hanya adik.

Meski hatinya sedih, Nita harus bekerja keras melawan kesedihan itu. Ia akan kembali menyibukkan diri dengan hal-hal lain yang lebih bermanfaat. Pucuk dicinta, ulam pun tiba. 

Usahanya selama ini untuk kembali mendapat pekerjaan telah membuahkan hasil. Nita pun kembali sibuk, bekerja setiap hari dan mendapat banyak kenalan baru. Tapi hati kecil tak sanggup berbohong. Tetap saja, ia tak pernah bisa melupakan Gilang yang sudah tak terdengar lagi kabar beritanya. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun