Mohon tunggu...
Noviandini NurFadhillah
Noviandini NurFadhillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - noviandiniunissula

andin

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Semakin Tua Bangunanmu, Semakin Menarik Hati

18 Mei 2021   08:42 Diperbarui: 18 Mei 2021   08:45 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat itu sepulang sekolah saya dan teman saya hendak membeli sebuah buku pelajaran di sebuah toko buku di kota Semarang. Karena Kota Semarang merupakan kota besar pastinya banyak tersedia sentra pertokoan,perkantoran dan pastinya berbagai destinasi wisata menarik pun ada. Saat itu saya dan teman saya naik Bus Trans Semarang, Pemprov Semarang telah memfasilitasi layanan Bus Trans Semarang dengan kondisi ternyaman untuk para penumpang. Saat memasuki kota Semarang mulai terlihat suasana berbeda dengan keadaan lalu lintas yang ramai, bangunan bangunan tinggi mulai terlihat mulai dari gedung perkantoran, mall, dll.  

Tibalah saya dan teman teman di pusat toko buku yang berlokasi bersebrangan dengan salah satu Sekolah Menengah Atas kota Semarang. Pertama kali memasuki toko buku tersebut mata saya sangat terpanah karena sebelumnya belum pernah melihat banyak buku terjejer di rak rak maklum karena saya tinggal di kota kecil. Mulai dari buku pendidikan,bisnis,novel dan  masih banyak lagi tersedia di toko buku ini. Singkat cerita setelah membeli buku kami hendak membeli jajanan pinggir jalan yang ada disebrang toko buku tersebut. 

Nahh disini ada kejadian lucu,karena kami baru pertama kali mengunjungi kota Semarang kami sempat kebingungan untuk menyebrangi jalan karena lalu lalang kendaraan yang begitu ramai. Kami memutuskan untuk menunggu orang yang lebih dewasa untuk bersama sama menyebrangi jalan tersebut. Dan tibalah bapak bapak yang hendak menyebrang,dan bapak bapak tersebut menekan tombol yang ada disebuah tiang yang ternyata ketika tombol itu ditekan muncul suara dan  sebuah rambu rambu seperti lampu  lalu lintas yang menandakan agar para pengendara yang melintas berhenti dan mempersilahkan pejalan kaki menyebrang. Ternyata hal tersebut biasa disediakan dikota kota besar seperti Semarang agar mempermudahkan para pejalan kaki untuk melintas jika tidak adanya JPO.

Kami menikmati jajanan pinggir jalan sambil menikmati pemandangan lalu lalang kendaraan diiringi dengan canda gurau layaknya anak SMP. Kesempatan karena masih di Semarang,kami memutuskan untuk mengunjungi salah satu destinasi wisata sejarah yang sangat terkenal yaitu Lawang Sewu. Untuk memasuki Lawang Sewu,pada zaman saya SMP sekitar tahun 2015 pelajar hanya dikenakan biaya tiket sebesar Rp. 5000. 

Kami mulai memasuki setiap sudut ruangan yang ada,saat itu kami tidak menggunkan tour guide jadi hanya beberapa ruangan saja yang bisa kami kunjungi. Saya sangat terpesona dengan gaya arsitektur Lawang Sewu,seolah olah kita akan dibawa pada zaman dahulu lagi. Didalam setiap ruangan disajikan beberapa foto dan informasi mengenai asal usul bangunan Lawang Sewu. Dari situ kami mengetahui bagaimana sejarah dari Lawang Sewu dan melihat bentuk asli bangunan tersebut yang biasanya hanya melihat dari sebuah foto atau buku pelajaran sejarah. Kurang lengkap jika kita mengunjungi sebuah tempat bersejarah atau tempat apapun jika tidak mengambil swafoto. 

Kami berswafoto di lantai 2 gedung tersebut,yang membuat saya menarik yaitu ada beberapa ruangan di atas yang sengaja ditutup dan tidak boleh dikunjungi. Konon katanya ruangan tersebut aura magisnya masih sangat terasa dan bahaya jika dikunjungi manusia. Selain itu katanya ruangan tersebut masih dalam tahap perawatan,entahlah cerita mana yang benar namun sebagai pengunjung saya harus tetap mematuhi peraturan yang ada.

 

Next Trip at  Semarang

Tidak kalah dengan Jogja yang membuat nagih untuk dikkunjungi,Kota Semarang menurut saya juga dapat menyimpan sejuta kerinduan yang harus sering sering dikunjungi. Walaupun Kota Semarang panas,namun memiliki daya tarik tersendiri untuk mengunjungi Semarang. Setelah pertama kalinya berkunjung di Semarang pada waktu SMP, ini adalah kunjungan atau perjalanan  saya selanjutnya di Semarang. Kira kira saat SMA menginjak kelas 11, kembali saya mengunjungi kota Semarang. 

Saya berkunjung dengan  teman SMA saya kali ini, karena teman saya ini telah memiliki SIM kami berani untuk mengendarai sepeda motor. Karena saat itu sedang booming atau populernya foto didaerah Kota Lama Semarang,kami memutuskan untuk mengunjungi Kota Lama Semarang. Ternyata sangatlah indah,nuansa bangunan pada zaman  kolonial Belanda masih sangat terlihat di setiap bangunan ini. Sejauh mata ini memandang saya sangat terpukau melihatnya,sebab saya sangat menyukai bangunan bangunan bersejarah dan bercita cita ingin mengelilingi Indonesia untuk melihat bangunan bangunan bersejarah di Indonesia.

Dokpri
Dokpri
Disitu saya sangat tertatrik pada sebuah bangunan dan dijadikan toko barang barang antik mulai dari pernak pernik antik,baju batik khas Semarang bahkan kuliner pun tersedia. Ternyata bangunan tersebut memang diperuntukan untuk para UMKM yang ada di Semarang membuka lapaknya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun