Oversharing adalah kondisi saat kamu berbicara terlalu banyak atau terlalu jujur kepada orang lain, bahkan tentang hal hal yang bersifat pribadi.
Seringkali, kamu terlalu bersemangat berjumpa dengan orang lain atau bahkan orang baru. Sampai akhirnya, kamu tidak sadar apa yang sudah kamu ceritakan kepada mereka : ekonomi kamu, keluarga kamu, relationship, mimpi-mimpi kamu, cita-cita, bahkan ide atau gagasan kamu yang seharusnya menjadi hal rahasia.
Seringkali, kamu beranggapan bahwa kamu sudah mengenalnya hanya karena orang yang kamu kenal ini adalah teman atau orang yang dikenal temanmu. Misalnya, berjumpa ketika nongkrong atau kamu dikenalkan dengan orang itu di perkumpulan atau rapat.
Dan hanya karena itu, kamu seringkali sampai menceritakan apapun tentang privasi kamu ke orang lain, bahkan, tentang perasaan kamu saat itu, atau apapun yang seharusnya tidak kamu ceritakan kepada orang yang baru kamu kenal.
Iya kamu memang mengenalnya, tapi kamu tidak benar-benar mengenal orang yang baru saja kamu temui. Kamu tidak tahu sifat dan kepribadiannya, kamu tidak tahu apakah orang itu bisa menjaga rahasiamu, bisa memberikan jalan keluar atau solusi atas masalahmu. Atau bisa memberikan dukungan dan semangat untukmu.
Seringkali setelah kamu oversharing kepadanya, kamu akan menyesal.
Pasalnya banyak dari mereka yang menyesal setelah mereka terlalu banyak menceritakan privasi mereka kepada orang lain, yang belum mereka ketahui dengan benar apakah rahasia mereka akan aman ditangan orang lain.
Saat kita oversharing, tidak sedikit orang yang akan menjual ceritamu kepada orang lain, bahkan terkadang ceritamu dilebih-lebihkan atau dikurangi. Privasi yang kamu ceritakan itu pada akhirnya akan menjadi bumerang untuk dirimu sendiri.
Orang juga akan beranggapan bahwa kamu adalah orang yang tidak bisa menjaga rahasia , kurang dewasa atau profesional, dan orang yang butuh validasi dari orang lain.
Apalagi jika kamu baru saja mengenal orang itu, jika kamu sudah oversharing dengan membicarakan orang lain kepadanya, itu akan membuat orang berpikir negatif tentangmu.
Mereka akan beranggapan bahwa jika kamu bisa menceritakan orang lain kepadanya, berarti dia nantinya juga bisa kamu ceritakan kepada orang lain. Tentunya, orang akan berpikir kamu tidak dapat dipercaya, terlalu fokus pada kehidupan orang lain, dan dianggap sebagai orang yang suka menghakimi.
Jadi, saat kita oversharing, itu sama sekali tidak ada untungnya untukmu. Kamu boleh menceritakan tentang privasi kamu kepada orang lain, namun harus dengan orang yang benar-benar kamu percayai, seperti sahabat atau teman dekat yang memang sudah kamu ketahui kepribadian dan sifat mereka. Tentunya orang yang bisa menjaga rahasiamu.
Hati hati dalam oversharing ,ya? Banyak orang yang tentunya di depanmu baik, seolah olah mendengarkan apa yang kamu bicarakan, namun di belakangmu, dia sebenarnya tidak benar-benar peduli denganmu. Mereka menanyakan tentang privasimu bukan karena mereka peduli, melainkan karena mereka hanya ingin tahu saja. Mereka hanya ingin mengulik informasi tentang dirimu, dan setelah itu, mereka biasanya akan menceritakan kepada orang lain.
Kamu juga tidak bisa mengatur orang yang tidak suka denganmu atau iri padamu , kamu hanya bisa mencegah agar hal itu tidak terjadi. Dengan cara tidak oversharing! Jaga privasi kamu! Tidak semua hal yang ada dalam kehidupanmu boleh kamu share ke orang lain. Tidak! Kamu harus bisa mengatur apa yang bisa kamu share dan apa yang tidak.
Apalagi di zaman teknologi yang semakin maju ini, banyak orang yang terlalu oversharing kehidupan atau privasi mereka di sosial media, hal itu juga bisa menjadi asumsi publik. Boleh membagikan pengalaman kepada orang lain di media sosial, namun harus lebih berhati-hati. Kita tidak tahu niat jahat orang terhadap kita. Bukan menakut-nakuti, namun ini hanya sekedar cara pencegahan.
Kamu harus tahu apa yang boleh dibagikan di media sosial dan yang tidak. Seperti saat kamu berada di suatu tempat, restoran atau tempat wisata , atau apapun, apalagi saat kamu sedang sendirian. Jangan langsung beritahu di media sosial lokasi kamu saat itu juga. Bisa saja ada orang yang punya niat tidak baik yang langsung pergi menemui kamu di lokasi yang kamu bagikan. Lebih baik kamu membagikan foto atau tempat yang baru saja kamu kunjungi setelah kamu sampai dirumah atau di lain hari.
Kamu juga harus lebih berhati-hati dalam membagikan informasi di media sosial terkait nomor apapun, karena itu sangat privasi. Jangan cantumkan nomor HP kamu di media sosial secara jelas, boleh cantumkan misalnya untuk kontak kepentingan bisnis atau hal lain. Namun jangan gunakan nomor pribadi kamu, kamu boleh mencantumkan nomor yang memang khusus untuk bisnismu.
Jangan juga membagikan foto nomor rumahmu, struk belanja, plat nomor kendaraan, foto tiket, atau screenshot chatmu. Be more careful, okay?
Sudah tahu kan sekarang alasan-alasan kamu mulai dari sekarang jangan oversharing? Komunikasi dengan orang lain emang penting, untuk menjaga hubungan sosial dengan orang lain. Namun jangan menceritakan segala hal privasi kamu kepada mereka.
Selain kamu harus tahu alasan-alasannya, kamu juga harus tahu cara untuk menghindari oversharing :
1. Kenali Batasan Dirimu.
Setiap orang punya batasan tentang apa yang mereka rasa nyaman dibagikan. Jadi, ada beberapa hal yang sebaiknya tidak kamu ceritakan kepada orang lain, seperti langkah-langkahmu kedepan, kelemahanmu, mimpi-mimpimu, atau cita cita kamu.
Mereka bisa menggagalkan langkah-langkah mu kedepan, atau menjadi penghalang untuk impianmu. Atau saat impian kamu gagal, mereka akan meremehkan mu, dan tertawa bahagia di atas kegagalan kamu. Dan saat kamu menceritakan ide atau gagasanmu, bisa saja mereka meniru semua ide-ide mu. Banyak dari mereka yang berpura pura baik. Namun, mereka tidak benar benar suka dengan pencapaianmu. Jadi, batasi privasimu.
2. Pikirkan Konsekuensi.
Saat membagikan cerita kepada orang lain, pertimbangkan bagaimana hal tersebut bisa mempengaruhi diri dan orang lain atau tidak. Seperti menceritakan privasi kepada orang lain akan berdampak pada reputasi dan keamanan. Jadi, pikirkan baik baik konsekuensinya sebelum oversharing.
3. Kenali Motif.
Pikirkan alasan dibalik keinginan untuk berbagi informasi. Apakah mencari dukungan , memperlihatkan sesuatu, atau hanya ingin berbagi? Dengan begitu, kita bisa tahu apakah informasi tersebut perlu dibagikan atau tidak.
4. Hindari Respon Spontan.
Kadang-kadang kita membagikan informasi dengan cepat tanpa memikirkannya terlebih dahulu. Beri waktu untuk memproses dan memikirkan apakah informasi atau hal tersebut perlu atau tidak untuk dibagikan.
5. Percaya Insting.
Jika merasa tidak nyaman atau ragu-ragu untuk menceritakannya kepada orang lain, lebih baik untuk menahan diri . Karena privasi dan keamanan adalah hal yang penting. Sering kali kita merasa ragu-ragu namun tetap menceritakan informasi kepada orang lain. Pada akhirnya, kita akan menyesal. Maka, percayakan insting kalian.
Itulah cara untuk menghindari diri kamu dari oversharing yang tentunya terkadang sangat merugikan dan membuat kita menyesal. Saya pun pernah mengalaminya, sering kali oversharing , menceritakan tentang pribadi saya, dan pada akhirnya saya selalu menyesal. Saya selalu mengatakan dalam hati untuk tidak menceritakan kehidupan privasi atau rahasia saya kepada orang lain. Semoga kita selalu bisa menahan diri untuk tidak oversharing ya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H