Minimnya Bacaan yang Menarik: Banyak sekolah dasar kekurangan literatur bahasa Indonesia yang menarik dan relevan dengan minat anak-anak.
Dominasi Konten Digital Asing: Anak-anak lebih banyak mengakses konten digital dalam bahasa asing, sehingga paparan terhadap bahasa Indonesia berkurang.
5. Tantangan Teknologi
Penggunaan Bahasa Gaul atau Singkatan: Dalam komunikasi digital, seperti media sosial, siswa cenderung menggunakan bahasa informal atau singkatan yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
Kesenjangan Digital: Tidak semua siswa memiliki akses yang setara terhadap teknologi untuk mendukung pembelajaran interaktif bahasa Indonesia.
6. Globalisasi dan Identitas Budaya
Penurunan Kebanggaan terhadap Bahasa Indonesia: Globalisasi membuat sebagian siswa lebih mengidolakan budaya dan bahasa asing dibandingkan bahasa Indonesia.
Minimnya Konteks Budaya Lokal: Pembelajaran bahasa Indonesia sering terlepas dari nilai-nilai budaya lokal, sehingga kurang menarik dan relevan bagi siswa.
 *Solusi yang Bisa Diterapkan* :
1. Integrasi Teknologi: Membuat aplikasi atau platform belajar bahasa Indonesia yang menarik dan interaktif.
2. Pengayaan Kurikulum: Menambahkan tema yang relevan dengan dunia anak-anak, seperti literasi digital dan cerita rakyat modern.