Mohon tunggu...
Noviana Nahak
Noviana Nahak Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kalangan Sekolah Dasar Menghadapi Berbagai Kendala di Era Globalisasi

8 Desember 2024   00:02 Diperbarui: 8 Desember 2024   00:09 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pembelajaran bahasa Indonesia di kalangan sekolah dasar menghadapi berbagai kendala di era globalisasi, di antaranya:

1. Dominasi Bahasa Asing

Pengaruh Media: Anak-anak lebih terpapar bahasa asing melalui media digital, seperti YouTube, game, dan aplikasi. Hal ini membuat mereka cenderung lebih familiar dengan bahasa asing daripada bahasa Indonesia.

Kurikulum Bilingual: Sekolah-sekolah dengan kurikulum bilingual cenderung memberikan porsi besar pada bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya, sehingga perhatian terhadap penguasaan bahasa Indonesia berkurang.

2. Kurangnya Minat Siswa

Anggapan Bahasa Indonesia Mudah: Banyak siswa dan bahkan orang tua menganggap bahasa Indonesia tidak memerlukan perhatian serius, karena dianggap sebagai bahasa sehari-hari.

Minimnya Inovasi Pembelajaran: Pembelajaran bahasa Indonesia sering kali dilakukan secara konvensional (misalnya, hafalan aturan tata bahasa), sehingga kurang menarik bagi siswa.

3. Keterbatasan Guru

Metode Mengajar Tradisional: Beberapa guru masih menggunakan metode yang monoton, kurang relevan dengan kebutuhan zaman.

Kurangnya Pelatihan: Tidak semua guru mendapat pelatihan yang memadai untuk mengintegrasikan teknologi dan pendekatan modern dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

4. Kurangnya Akses ke Literatur Berkualitas

Minimnya Bacaan yang Menarik: Banyak sekolah dasar kekurangan literatur bahasa Indonesia yang menarik dan relevan dengan minat anak-anak.

Dominasi Konten Digital Asing: Anak-anak lebih banyak mengakses konten digital dalam bahasa asing, sehingga paparan terhadap bahasa Indonesia berkurang.

5. Tantangan Teknologi

Penggunaan Bahasa Gaul atau Singkatan: Dalam komunikasi digital, seperti media sosial, siswa cenderung menggunakan bahasa informal atau singkatan yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

Kesenjangan Digital: Tidak semua siswa memiliki akses yang setara terhadap teknologi untuk mendukung pembelajaran interaktif bahasa Indonesia.

6. Globalisasi dan Identitas Budaya

Penurunan Kebanggaan terhadap Bahasa Indonesia: Globalisasi membuat sebagian siswa lebih mengidolakan budaya dan bahasa asing dibandingkan bahasa Indonesia.

Minimnya Konteks Budaya Lokal: Pembelajaran bahasa Indonesia sering terlepas dari nilai-nilai budaya lokal, sehingga kurang menarik dan relevan bagi siswa.

 *Solusi yang Bisa Diterapkan* :

1. Integrasi Teknologi: Membuat aplikasi atau platform belajar bahasa Indonesia yang menarik dan interaktif.

2. Pengayaan Kurikulum: Menambahkan tema yang relevan dengan dunia anak-anak, seperti literasi digital dan cerita rakyat modern.

3. Pelatihan Guru: Memberikan pelatihan kepada guru untuk menggunakan metode kreatif dan teknologi dalam mengajar.

4. Promosi Bahasa Indonesia: Mengadakan lomba atau kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan terhadap bahasa Indonesia, seperti lomba cerita pendek atau puisi.

5. Literatur yang Menarik: Mengembangkan bacaan anak yang berorientasi pada kebutuhan zaman namun tetap menggunakan bahasa Indonesia yang baik.

Kesimpulan:

Kendala ini harus diatasi dengan pendekatan yang komprehensif agar bahasa Indonesia tetap menjadi fondasi kuat dalam identitas bangsa, meskipun di tengah arus globalisasi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun