Gejala Jiwa
Ilmu psikologi mempelajari proses mental dan perilaku manusia, untuk memahami perilaku peserta didik. Penting untuk memahami proses mental yang mendasarinya. Oleh karena itu, beberapa jenis aktivitas mental (gejala jiwa) yang umum dalam konteks belajar mengajar akan dijelaskan.Â
Gejala jiwa dibagi menjadi beberapa kategori:
1. Kognisi (Pengenalan): Ini mencakup semua aktivitas mental yang berkaitan dengan pemahaman dan pengolahan informasi. Gejala ini mencakup pengamatan, tanggapan, daya ingat, fantasi, berpikir, dan inteligensi.
a. Pengamatan: Proses mengenali sesuatu melalui panca indera.
b. Tanggapan: Bayangan atau ingatan yang tersisa setelah mengamati objek.
c. Fantasi: Kemampuan untuk menciptakan tanggapan baru dari yang sudah ada.
d. Daya Ingatan: Kemampuan untuk mengingat pengalaman yang berhubungan dengan pembelajaran.
e. Berfikir: Proses mental yang menghasilkan pemahaman baru melalui informasi.
f. Inteligensi: Kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi baru dan memecahkan masalah.
2. Konasi (Kemauan): Merupakan aktivitas psikis yang berhubungan dengan upaya aktif untuk mencapai tujuan. Ini mencakup dorongan, keinginan, dan kemauan.
3. Emosi (Perasaan): Perasaan termasuk gejala jiwa yang dimiliki oleh semua orang dan tingkatannya tidak sama. Perasaan tidak termasuk gejala mengenal, walaupun demikian, perasaan sering juga berhubungan dengan gejala mengenal.
Jenis-jenis emosi (perasaan) adalah sebagai berikut:
a. Perasaan jasmaniah: Jenis perasaan ini sering pula disebut perasaan tingkat rendah.Â
b. Perasaan sensoris: Perasaan yang berhubungan dengan stimulus terhadap alat indra misalnya dingin, hangat, pahit, asam dan sebagainya.
c. Perasaan vital: Perasaan yang berhubungan dengan kondisi jasmani pada umumnya misalnya lelah, lesu, lemah, segar, sehat dan sebagainya.Â
d. Perasaan rohaniah: Sering pula disebut sebagai perasaan luhur (tingkat tinggi).Â
e. Perasaan intelektual: Perasaan yang berhubungan dengan kesanggupan intelektual dalam mengatasi suatu masalah, misalnya senang atau puas ketika berhasil (perasaan intelektual positif), kecewa atau jengkel ketika gagal (perasaan intelektual negatif).
f. Perasaan kesusilaan (etis): Perasaan yang berhubungan dengan baik-buruk atau norma, seperti perasaan puas ketika mampu melakukan hal baik atau menyesal ketika melakukan pelanggaran.
g. Perasaan keindahan (estetis): Perasaan yang berhubungan dengan penghayatan dan apresiasi tentang sesuatu yang indah atau jelek. Perasaan ini timbul jika seseorang mengamati suatu objek dari segi pandang estetika, dimana yang indah menciptakan perasaan senang atau positif dan sebaliknya.
h. Perasaan kemasyarakatan (sosial): Perasaan yang cenderung untuk mengikat diri dengan orang lain misalnya perasaan cinta terhadap sesama, ingin bergaul, ingin menolong, rasa simpati atau setia kawan dan lain sebagainya.
i. Perasaan harga diri: Perasaan yang berhubungan dengan penghargaan diri seseorang. Rasa senang, puas, bangga akibat adanya pengakuan atau penghargaan dari orang lain atau sebaliknya.
j. Perasaan ke-Tuhanan (religious): Perasaan yang berkaitan dengan kekuasaan atau eksistensi Tuhan. Perasaan ini dikategorikan sebagai peristiwa psikis yang paling luhur dan mulia yang hanya dimiliki oleh manusia, yang dianggap sebagai anugerah. Menurut pandangan filsafat ke-Tuhanan (teologi), manusia disebut "homo divinasi" karena manusia selalu memiliki kepercayaan akan adanya Tuhan dan hal-hal yang bersifat gaib (diluar kuasa manusia).
4. Gejala Campuran (Kombinasi): Ini mencakup perhatian, sugesti, kelelahan, dan intuisi.
a. Perhatian: Reaksi terhadap objek dengan tingkat kesadaran tertentu.
b. Sugesti: Pengaruh terhadap pikiran dan perasaan seseorang.
c. Kelelahan: Penurunan dorongan untuk melakukan aktivitas.
d. Intuisi: Pemahaman yang datang secara spontan tanpa proses berpikir yang teratur.
Berikut uraian tentang Intuisi yaitu:
1. Intuisi tidak berdasarkan pada proses berpikir berkesinambungan, tidak berdasarkan pertimbangan, dan perhitungan seksama.
2. Intuisi terjadi sama halnya dengan perbuatan instingsif, terjadi secara spontan, tidak melibatkan aktivitas berpikir tetapi tidak sama dengan insting pada makhluk hidup lainnya.
3. Intuisi banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan membawa dampak (positif/negatif) dalam kehidupan kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
4. Biasanya wanita lebih intuitif daripada pria.
5. Berpikir tidak sama dengan intuisi. Berfikir adalah berbicara batin yang tidak terdengar dan mengalami proses, sedangkan intuisi datang dengan spontan tanpa melalui proses.
Keragaman Individu
Keragaman manusia mengacu pada perbedaan yang ada antara individu, bukan pada jenis atau spesies yang berbeda. Setiap orang adalah unik dengan sifat-sifat pribadi yang berbeda, seperti sikap, watak, dan perilaku.
Hakekat Manusia: Manusia dianggap sebagai makhluk yang berpikir dan diciptakan Tuhan. Sebagai individu, manusia terdiri dari unsur jasmani dan rohani yang tidak terpisahkan. Manusia memiliki kemampuan untuk bertanggung jawab atas diri sendiri dan berusaha mengembangkan kepribadiannya untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Manusia sebagai makhluk individu secara etimologi diartikan sebagai berikut:
1. Manusia adalah mahluk yang berakal budi dan mampu menguasai mahluk lain.
2. Manusia adalah mahluk yang diciptakan oleh Tuhan.
3. Manusia sebagai makhluk individu mengandung arti seorang, pribadi, organisme yang hidupnya berdiri sendiri. Secara fisiologis manusia bersifat bebas, tidak mempunyai hubungan organik secara langsung dengan sesama
Karakteristik Individu: Setiap orang memiliki karakteristik bawaan dan yang dipengaruhi oleh lingkungan. Karakteristik bawaan berkaitan dengan faktor biologis dan sosial psikologis, sedangkan lingkungan memainkan peran penting dalam perkembangan individu.
Kesetaraan Manusia: Pada dasarnya, semua manusia adalah sama dan setara. Perbedaan yang ada tidak seharusnya menjadi alasan untuk mendiskriminasi atau menghilangkan keberadaan orang lain. Keragaman seharusnya menjadi kekuatan untuk saling melengkapi dalam kehidupan sosial.
Faktor Perbedaan Individual: Perbedaan antar individu dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kemampuan kognitif, kecakapan berbahasa, kecakapan motorik, latar belakang, bakat, kesiapan belajar, jenis kelamin, kepribadian, dan gaya belajar.
Perbedaan pada manusia terjadi karena faktor-faktor dibawah ini seperti:
1. Perbedaan Kognitif Kemampuan kognitif berkaitan dengan bagaimana seseorang memahami dan memproses informasi. Setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam mengamati, menilai, dan menyerap pengetahuan. Perbedaan ini menciptakan variasi dalam cara orang belajar dan beradaptasi dengan lingkungan.
2. Perbedaan Kecakapan Berbahasa Kemampuan berbahasa sangat penting dalam interaksi sosial. Setiap individu memiliki tingkat kemampuan berbahasa yang berbeda-beda, yang dipengaruhi oleh kecerdasan, lingkungan, dan kemampuan fisik. Hal ini berdampak pada cara mereka mengungkapkan pemikiran dan berkomunikasi dengan orang lain.
3. Perbedaan Kecakapan Motorik Kecakapan motorik mencakup kemampuan fisik dalam melakukan gerakan. Individu memiliki tingkat keterampilan motorik yang berbeda- beda, yang dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari dan kemampuan mereka dalam olahraga atau keterampilan praktis lainnya.
4. Perbedaan Latar Belakang Latar belakang sosial dan pengalaman hidup setiap individu berperan besar dalam perkembangan mereka. Pengalaman yang berbeda-beda dapat memperkaya atau menghambat prestasi seseorang, tergantung pada bagaimana mereka menyikapi pengalaman tersebut.
5. Perbedaan Bakat Bakat adalah kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir. Setiap orang memiliki bakat yang berbeda-beda, dan kemampuan ini akan berkembang lebih baik jika mendapatkan dukungan dan rangsangan yang tepat dari lingkungan.Â
6. Perbedaan Persiapan Belajar Persiapan belajar mencakup faktor-faktor seperti kondisi sosial ekonomi dan budaya. Anak-anak pada usia yang sama tidak selalu memiliki tingkat kesiapan yang sama dalam menerima informasi atau pengalaman baru, yang dapat mempengaruhi perkembangan mereka.
7. Perbedaan Jenis Kelamin dan Gender Jenis kelamin merujuk pada perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan, sementara gender mencakup peran sosial dan budaya yang terkait dengan jenis kelamin tersebut. Hal ini menciptakan perbedaan dalam cara berpikir, berperilaku, dan berinteraksi.
8. Perbedaan Kepribadian Kepribadian adalah pola perilaku dan cara berpikir yang khas bagi setiap individu. Perbedaan dalam kepribadian mempengaruhi bagaimana seseorang menyesuaikan diri dengan lingkungan dan berinteraksi dengan orang lain.
 9. Perbedaan Gaya Belajar Gaya belajar adalah cara khas individu dalam menerima dan memproses informasi baru. Setiap orang memiliki kesukaan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H