Mohon tunggu...
Novi Afifah Budi Syaharani
Novi Afifah Budi Syaharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa D4 Perbankan dan Keuangan Universitas Airlangga

Menyukai tentang konten pertumbuhan ekonomi, fintech, dan lainnya

Selanjutnya

Tutup

Financial

Pindar: Jawaban Pinjaman Online atau Hanya Ganti Nama

23 Desember 2024   14:38 Diperbarui: 27 Desember 2024   20:06 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pinjaman online, yang sering dikenal sebagai “pinjol,” baru-baru ini mendapatkan banyak perhatian media. Dalam industri kredit, istilah “pinjol” sering dianggap sebagai penipuan dan praktik ilegal. Hal ini menyebabkan banyak orang merasa ragu dan enggan menggunakan layanan pinjaman online yang resmi dan sah. Oleh karena itu, diperlukan lebih banyak diskusi mengenai pergantian nama pinjaman online menjadi “pindar,” yang merupakan singkatan dari Pinjaman Daring.

Mengapa nama pinjol perlu diubah? 

Pertama, pinjol memiliki konotasi negatif. Banyak orang percaya bahwa kata “pinjol” berhubungan dengan praktik pinjaman yang tidak jujur dan merugikan. Menurut survei yang dilakukan oleh lembaga riset, sekitar 70% responden menganggap pinjaman online sebagai bentuk penipuan. Diharapkan bahwa dengan mengubah istilah menjadi “pindar,” konotasi negatif yang telah melekat pada pinjaman online dapat dihilangkan, sehingga masyarakat lebih terbuka untuk menggunakan layanan ini.

Kedua, rebranding yang strategis sangat diperlukan. Perubahan nama menjadi pindar diharapkan dapat memberikan kesan yang lebih positif dan profesional. Nama baru ini bisa menjadi langkah awal untuk membangun kembali kepercayaan konsumen terhadap layanan pinjaman online yang legal. Dalam konteks ini, penting untuk dicatat bahwa rebranding yang sukses tidak hanya bergantung pada perubahan nama, tetapi juga pada upaya untuk meningkatkan kualitas layanan dan transparansi dalam praktik bisnis.

Ketiga, dengan nama baru, diharapkan masyarakat dapat lebih mudah membedakan antara layanan pinjaman online yang legal dan yang ilegal. Ini sangat penting untuk melindungi konsumen dari penipuan. Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa jumlah laporan pengaduan terkait pinjaman online ilegal meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2022, OJK mencatat lebih dari 1.000 laporan pengaduan terkait pinjaman online ilegal, yang menunjukkan perlunya langkah-langkah untuk membedakan layanan yang sah dari yang tidak.

Keempat, perubahan aturan juga menjadi harapan yang besar. Diharapkan bahwa upaya tambahan akan dilakukan untuk memperkuat regulasi fintech seiring dengan julukan baru tersebut. OJK diharapkan mengambil peran yang lebih aktif dalam memantau dan menginformasikan publik tentang perbedaan antara pinjaman daring yang sah dan ilegal. Dengan adanya regulasi yang lebih ketat, diharapkan akan ada pengurangan jumlah praktik pinjaman ilegal yang merugikan masyarakat. Penegakan hukum yang lebih tegas terhadap penyedia layanan pinjaman ilegal juga sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi konsumen.

Kelima, pendidikan publik menjadi aspek yang sangat penting. Penyedia layanan seharusnya meluncurkan inisiatif pendidikan yang menjelaskan keuntungan dan bahaya dari mengambil pinjaman online. Pemahaman yang lebih mendalam akan memungkinkan komunitas untuk membuat keputusan yang lebih baik. Menurut penelitian yang dilakukan oleh lembaga keuangan, masyarakat yang mendapatkan edukasi tentang pinjaman online cenderung lebih berhati-hati dan selektif dalam memilih layanan yang mereka gunakan. Dengan demikian, pendidikan yang efektif dapat berfungsi sebagai alat pencegahan terhadap penipuan.

Namun, tantangan yang dihadapi dalam proses ini tidaklah sedikit.

Pertama, Persepsi Masyarakat Yang Sudah Terlanjur Negatif menjadi hambatan utama. Meskipun nama baru dapat membantu, tantangan terbesar adalah mengubah pandangan masyarakat yang telah terbentuk. Diperlukan upaya lebih dari sekadar mengganti nama untuk membuktikan bahwa layanan ini aman dan terpercaya. Penelitian menunjukkan bahwa perubahan persepsi masyarakat memerlukan waktu dan konsistensi dalam penyampaian informasi yang akurat.

Kedua, Implementasi yang Konsisten Menjadi Kunci Keberhasilan. Perubahan nama harus diikuti dengan perubahan dalam praktik bisnis. Jika tidak, pindar hanya akan menjadi nama baru tanpa makna yang mendalam. Oleh karena itu, industri fintech harus berkomitmen untuk meningkatkan transparansi dan kualitas layanan mereka. Hal ini mencakup penyediaan informasi yang jelas mengenai syarat dan ketentuan pinjaman, serta biaya yang terkait.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun