Lelaki itu tak berkata apapun. Ia hanya memeluk wanita itu. Ia memeluknya erat. Seakan tak ingin wanita itu tersakiti oleh siapapun itu. Lelaki itu memendam amarah atas orang yang berani membuat wanitanya menangis. Lelaki itu mengelus rambut wanita dipelukannya dengan lembut. Ia benar-benar sedih melihat semua ini.
"Sa.... Aku nggak bisa lihat kamu kayak gini...." Ia semakin memeluk wanita itu dengan erat.
"....." Ia benar-benar tak dapat mengatakan apapun lagi, hanya ada air mata yang jatuh.
"Kenapa lagi dia?" Ia melepaskan pelukannya dan memegang kedua pundak wanita itu.
"Dia bilang kalau...." Tangisannya Kembali keluar semakin membuatnya susah untuk bernafas.
"Sa...." Lelaki itu memeluknya lagi.
".....Apa salahku Di...." Ia hanya menangis dan mengatakan itu berulang kali.
"Kamu nggak salah..." Ia mengelus dan memeluk wanita itu.
"Dia membahas mantannya saat beberapa bulan sebelum kita menikah Di...." Ia menjauh dari pelukan itu dan mengusap air matanya.
"Sa..." Lelaki itu hamper tak dapat menahan air matanya keluar. Masih tertahan di ujung kelopaknya.
"Kenapa harus seberat ini Di..." Ia menutup wajahnya lagi dengan kedua tangannya.