Maka sikap seorang muslim dalam menghadapi musibah wabaha virus corona menurut syariat islam bahwa kita harus meyakini dan mengimani apa yang terjadi diseluruh alam semestra ini dan apa yang terjadi tidak lepas dari kehendak Allah. Hanya saja, keyakinan ini bukan berarti seseorang lantas pasarah tidak memiliki kehendak untuk memilih. Didalam kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal jama'ah, telah dibahas mengenai Iman kepada Qadar baik dan buruk ada 4 tingkatan:
a. Al-Ilmu, bahwa ilmunya Allah meliputi segala sesuatu, tidak ada satupun yang terluput dari ilmunya Allah, apa saja yang terjadi di langit dan di bumi, Allah Subhanahu wa Ta'ala pasti mengetahuinya.
Tidak ada satupun yang luput dari Allah, sekecil apa pun Allah pasti mengetahuinya.
Sebagaimana firman Allah 'Azza wa Jalla:
أَنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ ٱللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَىْءٍ عِلْمًۢا
"...Bahwasanya Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu, Dan ilmu Allah benar benar meliputi segala sesuatu." (QS. At-Thalaq : 12)
b. Al-Kitabah (Penulisan), bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mencatat semua taqdir makhluk di Lauh Mahfuzh. Tidak ada satupun yang luput sama sekali.
Allah 'Azza wa Jalla berfirman :
أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ ٱللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِى ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ ۗ إِنَّ ذَٰلِكَ فِى كِتَٰبٍ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌ
"Tidakkah engkau tahu bahwa Allah mengetahui apa yang di langit dan di bumi? Sungguh, yang demikian itu sudah terdapat dalam sebuah Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu sangat mudah bagi Allah." (QS. Al-Hajj : 70)
c. Al- Masyi'ah (Kehendak), mengimani masyi-ah (kehendak) Allah yang pasti terlaksana dan qudrah (kekuasaan) Allah yang meliputi segala sesuatu.