Bhanuresmi, yang melihat pertemuan mereka, merasakan kebingungan. Sementara itu, kecanggungan di antara Bhadrika dan Danadyaksa semakin menambah ketidaknyamanan.
Bhanuresmi: (berpikir) Apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka? Kenapa mereka selalu di sini?
Di tengah hiruk-pikuk stasiun, persaingan tanpa kata-kata terjadi di antara Bhadrika dan Danadyaksa. Kedua pria itu berusaha memikat perhatian Bhanuresmi, masing-masing dengan caranya sendiri. Saling pandang tajam dan perlombaan tanpa ujung untuk menunjukkan kelebihan masing-masing menciptakan atmosfer yang tegang.
Bhanuresmi: (berpikir) Semua ini salahku. Mereka tak perlu bersaing.
Suatu hari, situasi tegang mencapai puncaknya. Kesalahpahaman kecil berkembang menjadi konflik besar akibat miss communication. Saat tim pemasaran mengalami kekacauan, Manager Marketing, Bapak Arnawama, memanggil mereka ke ruang rapat untuk klarifikasi.
Bapak Arnawama: (kesal) Apa yang terjadi dengan kinerja tim kalian belakangan ini? Miss communication, ketidakharmonisan---sudah cukup!
Bhadrika dan Danadyaksa, yang merasa tertekan oleh situasi, mencoba menjelaskan.
Bhadrika: (bercoba menjelaskan) Maaf, Pak Arnawama, ini hanya masalah kecil.
Danadyaksa: (menimpali) Kami akan segera menyelesaikannya.
Bapak Arnawama, dengan ekspresi wajah yang tak puas, meninggalkan ruang rapat. Kembali ketegangan terasa di antara mereka.
Bapak Arnawama: (serius) Saya ingin solusi cepat. Tim harus bekerja dengan harmonis, bukan malah menciptakan masalah lebih banyak.