Cerita hujan, engkau tak bisa kuabaikan
Biarlah mulut menyela tawa, dan mata menindas luka
Cerita hujan tetap dalam kenangan
Tak lupa saat hujan, dia pujaan menggumam rindunya yang mesra
Memikirkan masa depan dengan kasihnya
Â
Cerita hujan, masihkah dia ingat semua?
Atau mungkin telah tersingkir oleh peliknya jaman di depan mata
Cerita hujanku, kau dan kasihmu kubiarkan ada dan dikenang para pecinta kata
Tak terkecuali sang pujangga
Dalam bungkus bahasa sastranya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!