Pagi yang berisik suara ayam jago. Mencium aroma kopi buatan ibu, serta aroma ketek yang hampir tiga hari tidak mandi, aku terpaksa harus bangkit dari tempat tidur dan menunda aksi molor cantikku. Ku lirik jam waker diatas meja menunjukkan pukul tujuh.
"Astagaaa!" Buru-buru aku lompat dari tempat tidur, tak perlu mandi, cukup cuci muka dan gosok gigi, lalu pergi.
"Oh my ngoookkk! Bisa gawat ini kalau telat masuk kelas, pacar mana pacar?!" Ku ambil handphone mencoba hubungi Yudha, HP-nya mati tak ada jawaban. Otakku mulai meradang panik, kepala mulai mengepul mengeluarkan asap, aku hilang fokus. Lupa jika Yudha tak bisa jemput aku, dia di Jogja, jenguk neneknya sekalian liburan.
Terpaksa tancap gas sendirian menuju kampus, sepanjang jalan berdoa agar bisa tepat waktu dan dosennya telat gegara ban bocor (dasar mahasiswa jahanam!). Selesai kuliah aku pulang bersama Helen.
"Kenapa tadi telat lagi sih?" Tanya Helen.
"Habis nggak ada Yudha!"
"Gue heran deh sama lo, Yudha itu pacar apa tukang ojek sih?"
"Multifungsi!"
Mendengar jawabanku Helen menggelengkan kepala, heran.
"Iya kan? Jadi pacar, les privat, dan tukang ojek juga, tapi baru sebentar jauh gue kok galau ya?
"Itu karena lo terlalu bergantung sama dia,"
"Gue mulai cemas, gue nggak mau pacar gue di sana nyangkut sama The chili-chilian"
"Yaelah Niken, kan cuma sebulan, toh kalau libur lo bisa nyusul."
"Mana bisa, yang ada nanti gue dijadiin rendang bacem sama bokap, tau sendiri kan bokap gue kalau udah marah tanduk sama taringnya keluar."
Ayahku yang tiba-tiba lewat depan pintu kamar membuat aku sama Helen diam sejenak sambil menahan takut dan menahan tawa.
"Lama-lama gue gila beneran, kalau galau gini jadi pengen nyari si Epri!"
"Epri siapa?"
"EPRITHING IS OK, WIHTOUT YUDHAAA!"
***
LDR versi orang lain Longdistance Relationship, kalau versi aku adalah Lelah Dilanda Rindu, tiap malam chating sama dia, bahkan menambah daftar penyakit baruku, insomnia.
Lelahku benar-benar diuji, katanya Yudha di Jogja hanya satu bulan, tapi ini sudah tiga bulan lebih, Yudha mulai susah dihubungi, jangan-jangan feelingku benar, Yudha kecantol The chili-chilian. Aku coba cari informasi melalui teman-temannya, mereka tidak ada yang tahu. Lalu aku nekad menyusul ke Jogja.
Sesampai disana aku terkejut melihat Yudha bergandengan dengan cewek, aku konfirmasi sama Yudha, ternyata benar dugaanku, dia korban cinlok sama tetangga neneknya, yang jadi masalahnya, dia bukan kecantol sama The chili-chilian, melainkan janda penjual jamu gendong. Waspada dengan ilmu pelet dalam botol jamunya, buktinya Yudha klepek-klepek. Dan sekarang aku sendirian, berat rasanya tanpa Yudha, lebih berat dari menggendong jamu sambil keliling jalan kaki pakai sepatu hak tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H