Mohon tunggu...
Novia Yudha Irawati
Novia Yudha Irawati Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Kristen Satya Wacana

Mahasiswa program studi Hubungan Masyarakat di Universitas Kristen Satya Wacana

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengutamakan kata "Terima kasih" dan "Maaf"

3 Desember 2022   12:40 Diperbarui: 3 Desember 2022   12:52 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

     Pilihan ungkapan rasa "terima kasih" dan permintaan "maaf" yang disampaikan disesuaikan situasi, hubungan antara pembicara dan lawan bicara, karakteristik masalah, derajat kedalaman masalah. Untuk itu, kebiasaan berperilaku untuk mengatakan "maaf" dan "terima kasih" tanpa disadari menjadi soft skill khusus bagi setiap individu dalam berinteraksi antar individu.

Daftar Referensi/Sumber 

     Elizabeth Ika Hesti Aprilia Nindia Rini. Perbandingan Konsep Persalaman Terima Kasih Dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Jepang. Universitas Diponegoro.

     Latifah Tri Wardhati & Faturochman. Psikologi Pemaafan. 

     Elizabeth Ika Hesti Aprilia Nindia Rini. Kansha To Wabi. Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro.

     Sahidi dan Musrifah. Pembiasaan Perilaku Senyum, Salam, Sapa, dan Ucapan Terima Kasih Pustakawan Terhadap Pemustaka. Universitas Tanjungpura.

     Atika Larasati. Pentingnya Budaya Terima Kasih dan Maaf.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun