Mohon tunggu...
NOVIA ARTHASARISITINJAK
NOVIA ARTHASARISITINJAK Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya memiliki kemampuan dan minat dalam bidang keuangan sehingga saya selalu berusaha mengembangkan diri saya.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengaruh Antisipasi Golongan Putih Pada Pemilihan Umum

26 April 2024   21:45 Diperbarui: 26 April 2024   21:57 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kajian ini dilatarbelakangi oleh jumlah golongan putih yang tidak sedikit yang terjadi setiap diselenggarakannya pemilihan umum. Masalah yang dibahas adalah pengaruh antisipasi golongan putih pada pemilihan umum sehingga para masyarakat dapat sadar dan dapat menggunakan hak suaranya untuk masa depan negara. 

Kajian ini bertujuan untuk memaparkan pengaruh antisipasi golongan putih bagi generasi muda pada pemilihan umum, serta untuk mengidentifikasi dampak yang dapat diberikan dengan adanya antisipasi golongan putih bagi generasi muda masa kini. Berdasarkan hasil pembahasan, ditemukan bahwa peran golongan putih terhadap pemilihan umum memberikan dampak terhadap perhitungan suara ketika suatu pemilihan umum sedang berlangsung.

Latar Belakang masalah perkembangan zaman yang sangat pesat memengaruhi segala aspek kehidupan termasuk generasi muda terhadap pemilu. Fenomena perilaku non voting yang dikenal dengan Golongan Putih di Indonesia selalu mengalami peningkatan. Alasan di balik Golongan Putih bersifat politis seperti pemilu tidak dilakukan berdasarkan prinsip demokrasi birokrasi dan aparatur negara tidak netral. 

Sedangkan meningkatnya perilaku non voting Golongan Putih pada Pemilu 2020 disebabkan oleh kekecewaan masyarakat terhadap institusi politik yang seakan kurang adil dalam mengambil keputusan memingat kondisi di tengah pandemi seperti ini. Apalagi mengingat himbauan pemerintah yang seakan tidak konsisten dengan mengambil kebijakan. 

Namun faktor yang paling dominan menurunkan partisipasi pemilih adalah kekhawatiran masyarakat akan jaminan kesehatan dari pihak penyelenggara, apalagi dalam pemilu serentak ini akan di hadiri oleh banyak orang dan mungkin saja akan menimbulkan klaster baru penyebaran virus itu sendiri.
Perkembangan zaman yang sangat pesat memengaruhi segala aspek kehidupan termasuk generasi muda terhadap pemilu. Istilah Golput muncul di hari hari pemilihan umum atau pemilihan kepala daerah. Golput selalu di identikan dengan sikap cuek, apatis, atau tidak mau cawe-cawe dengan kondisi politik akhirnya memilih tidak memilih untuk berangkat ke TPS untuk mencoblos. Istilah golput naik daun ketika menjelang Pemilu 1971. 

Pada sebuah siang, Kamis , sekelompok mahasiswa, pemuda dan pelajar meriung di Balai Budaja Djakarta. Mereka memproklamirkan berdirinya Golongan Putih sebagai gerakan moral. Di antara tokoh-tokoh yang menjadi motor gerakan itu, seperti Adnan Buyung Nasution dan Arief Budiman, tulis Kompas, 5 Juni 1971.

Kelompok ini merasa aspirasi politik mereka tidak terwakili oleh wadah politik formal waktu itu, demikian dikutip dari buku Arief Budiman Tukang Kritik Profesional . Mereka menyeru orang-orang yang tidak mau memilih partai politik dan Golkar untuk menusuk bagian yang putih di antara sepuluh tanda gambar yang ada.
Setelah bertahun-tahun sejak itu, Arief mengatakan, dirinya melahirkan gerakan golput karena Pemilu 1971 digelar tidak demokratis: pemerintah membatasi jumlah partai. Sebetulnya istilah golput datang dari rekan Arief, Imam Waluyo yang ikut dalam gerakan itu.
Batasan MasalahBatasan masalah dalam artikel ini difokuskan pada golongan putih oleh generasi muda terhadap pemilihan umum.

Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai adalah mengkaji pengaruh antisipasi golongan putih bagi generasi muda pada masa kini.
Metode PenelitianArtikel ini menggunakan metode studi Pustaka dan wawancara. Studi Pustaka merupakan serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data Pustaka, membaca, dan mencatat serta mengolah bahan penelitian.

Wawancara merupakan kegiatan tanya-jawab secara lisan untuk memperoleh informasi. Pembahasan artikel ini dilakukan dengan tanya-jawab secara lisan kepada Bapak Fuad Rakhman, S.Pd. sebagai anggota KPPS pada Rabu, 14 Februari 2024 di wilayah Karangayar TPS 10, Jawa Tengah.

Pengertian Golongan Putih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun