Mohon tunggu...
Novia Aulia Hanna
Novia Aulia Hanna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Mahasiswa jurusan Akuntansi 2023 Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Petani Modern: Mengubah Pandangan Masyarakat Terhadap Profesi Petani

12 Desember 2024   19:25 Diperbarui: 12 Desember 2024   19:54 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto pertanian modern (https://mediatani.co/wp-content/uploads/2020/07/pertanian-modern-2-1024x576.jpg)

Profesi petani sering kali dipandang sebelah mata oleh masyarakat, meskipun peran mereka sangat penting dalam menyediakan dan menjaga ketahanan pangan dan mendukung ekonomi di suatu negara. Banyak orang menganggap pekerjaan ini tidak menarik, ketinggalan zaman, dan kurang bergengsi dibandingkan profesi lain yang lebih modern. Akibatnya, anak muda sekarang banyak yang tidak mau menjadi petani dan lebih memilih bidang pekerjaan yang lain di sektor industri dan jasa yang dianggap lebih menjanjikan dan sesuai dengan perkembangan zaman. 

Tantangan yang Dihadapi Para Petani 

Di era modern seperti sekarang ini, petani dihadapkan dengan tantangan yang beragam dan kompleks. Berikut adalah tantangan yang dihadapi oleh para petani:

 1. Perubahan iklim 

Perubahan iklim telah menimbulkan dampak yang signifikan terhadap sektor pertanian. Kerusakan tanaman akibat banjir, kekeringan, dan badai menyebabkan penurunan produktivitas. Perubahan suhu dan pola curah hujan juga dapat mengganggu keseimbangan ekosistem tanah dan mempengaruhi kesuburan tanah. Para petani dituntut untuk adaptif dengan kondisi cuaca yang berubah-ubah untuk melindungi hasil pertanian mereka. 

2. Keterbatasan lahan dan sumber daya 

Proses urbanisasi dan alih fungsi lahan pertanian menjadi area perkotaan dan industri telah mengurangi luas lahan yang dapat digunakan untuk kegiatan pertanian. Selain itu, kelangkaan sumber daya air yang diakibatkan oleh perubahan iklim dan penggunaan yang tidak efektif telah menjadi tantangan besar bagi para petani. 

3. Akses terhadap teknologi dan modal 

Penggunaan teknologi pertanian modern dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas, namun banyak petani yang tidak memiliki akses terhadap teknologi ini karena keterbatasan finansial dan keterampilan. Kesulitan dalam mendapatkan dana untuk membeli peralatan baru, benih yang berkualitas, dan praktik pertanian yang lebih efisien menjadikan petani kurang efisien dalam menghasilkan produk pertanian. 

4. Pendidikan dan keterampilan 

Kurangnya pendidikan dan pelatihan tentang teknik pertanian modern menjadikan mereka kesulitan dalam mengadaptasi teknologi baru. Keterbatasan ini menghambat kemampuan mereka untuk memanfaatkan inovasi di sektor pertanian. 

5. Fluktuasi harga dan pasar 

Harga komoditas pertanian seringkali mengalami perubahan yang tidak terduga dan tidak stabil. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti permintaan pasar, biaya produksi, kebijakan pemerintah, dan persaingan global. Keadaan ini menciptakan ketidakpaastian pendapatan bagi para petani dan dapat mempengaruhi kondisi finansial mereka.

Inovasi dan Perubahan Teknologi dalam Pertanian 

Pertanian telah mengalami transformasi dari metode tradisional ke metode modern dengan bantuan teknologi. Adanya inovasi seperti traktor, hidroponik, rice transplanter, penggunaan drone, dan sistem irigasi otomatis telah meningkatkan produktivitas dan efisiensi bagi petani. Selain itu, dengan adanya inovasi ini juga membantu petani lebih berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Contohnya adalah pengolahan hasil pertanian menjadi produk bernilai tambah, seperti rokok kretek dari tembakau, minyak kelapa sawit, olahan daun singkong menjadi rendang, dan lain sebagainya. Selain produk utama, limbah dari hasil pertanian juga bisa dijadikan sebagai produk bernilai tambah, seperti kerajinan dari serabut kelapa, biogas, dan lain-lain. Dengan memanfaatkan teknologi, petani dapat mengubah citra mereka dari pekerja lapangan menjadi pengusaha yang inovatif dan mampu berkontribusi pada perekonomian nasional. Hal ini akan mengubah cara pandang masyarakat terhadap profesi petani.  

Perubahan Pandangan Masyarakat 

Perubahan pandangan masyarakat terhadap profesi petani semakin terlihat. Hal ini didorong oleh berbagai faktor , salah satunya adalah edukasi dan kampanye lingkungan yang diunggah di media sosial. Banyak petani modern yang aktif di media sosial seperti Tiktok, Facebook, Instagram, dan Youtube untuk membagikan kisah sukses, teknik pertanian inovatif, dan praktek berkelanjutan yang mereka terapkan di ladang mereka. Konten yang mereka bagikan seringkali menunjukkan proses pertanian yang canggih dan inovatif, mulai dari penggunaan teknologi baru hingga metode pertanian organik yang ramah lingkungan. Contoh petani yang sering membagikan konten tentang pertanian yang viral adalah pengguna tiktok @novipetanihappy_ dan @infarmid. 

Dengan menampilkan hasil panen yang melimpah dan praktik-praktik berkelanjutan, mereka berhasil menarik perhatian dan mengubah pandangan masyarakat. Selain itu, interaksi antara petani dan pengikut mereka di media sosial menciptakan komunitas yang saling mendukung dan mengedukasi. Petani dapat berbagi pengetahuan, saling memberikan saran, dan menginspirasi generasi muda untuk terlibat dalam sektor pertanian. Dengan demikian, melalui edukasi dan komunikasi yang efektif di media sosial, pandangan masyarakat terhadap profesi petani mengalami perubahan positif.

Referensi:

Erliaristi, M., Prayoga, K., & Mariyono, J. (2022). PERSEPSI PEMUDA TERHADAP PROFESI PETANI PADI DI KOTA SEMARANG. Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis, 8(2), 1387-1408. 

An Nawawi, F., Alfira, Z. N., & Anneja, A. S. (2022). Faktor Penyebab Ketidaktertarikan Generasi Muda pada Sektor Pertanian Serta Penanganannya. Prosiding Seminar Nasional Ilmu Ilmu Sosial (SNIIS) 2022, 01. 

Swastika, T. R. Y., Wibowo, A., & Permatasari, P. (2023). Dinamika regenerasi petani muda di Kabupaten Karanganyar. Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun