Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. Misalnya, Sistem Informasi Geografis (SIG) bisa membantu perencana untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam, selain itu Sistem Informasi Geografis (SIG) juga dapat digunaan untuk mencari lahan basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi. Sistem Informasi Geografis (SIG) juga digunakan dalam penyebaran vaksin Covid-19 secara merata.
Vaksin yang diperoleh secara gratis akan sulit untuk disebarkan secara merata dan bijak. Pandemi Covid-19 menjadikan vaksin sebagai obat yang penting untuk kesehatan yang penting bagi masyarakat. Penyebaran vaksin harus dilakukan secara merata agar tidak terjadi kelangkaan persediaan vaksin dan ketidakmerataan masyarakat Indonesia oleh karena itu diperlukan monitoring pada pendistribusian vaksin ke daerah secara merata agar masyarakat yang membutuhkan tidak kuatir.
Dengan adanya monitoring maka akan mencegah penimbunan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab dalam mendapatkan dapat mengendalikan harga disuatu daerah selain monitoring hal yang sebaiknya diketahui ialah potensi yang ada disuatu wilayah. Potensi yang dimaksud ialah yang berhubungan dengan kemampuan suatu daerah dalam memperjual belikan vaksin Covid-19.
Indonesia sudah secara efektif memanfaatkan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) di beragam aspek perencanaan dan tanggap bencana ini menunjukkan teknologi ini akan terus memainkan peranan penting dalam memastikan strategi tanggap bencana yang dimiliki negara kita adalah nomor satu.
Penyebaran Vaksin Covid-19 dapat Didistribusikan Secara Merata dengan Menggunakan Sistem Informasi Geospasial? Sistem Informasi Geografis (SIG) mengetahui informasi berbasis spasial terkait sebaran dan penanganan pandemi Covid-19. Portal BIG untuk Covid-19 ini juga berisikan peta mapping cluster yang menunjukkan kasus terkonsentrasi sehingga dapat dimanfaatkan untuk menentukan di mana lokasi evakuasi/fasilitas kesehatan tambahan harus ditempatkan. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk menentukan lokasi yang menjadi target utama penanganan Covid-19. Daerah dengan pola mengumpul dan dengan jumlah penderita tinggi (hot spots) tentu saja menjadi target utama. jian analisa masih terus dikembangkan dalam rangka penanggulangan Covid-19. Beberapa kajian yang masih dipertimbangkan adalah proyeksi penyebaran berdasarkan distribusi spasial yang tentunya akan berkorelasi terhadap vaksin Covid-19. Kajian Sistem Informasi Geografis (SIG) spasial juga bisa dipakai untuk distribusi bantuan ataupun layanan alat kesehatan. Dengan adanya data dan informasi posisi geografis atau distribusi masyarakat yang berhak menerima bantuan tentunya akan memudahkan pendistribusian bantuan tepat sasaran. Kajian spasial juga bisa dimanfaatkan untuk kesiapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Hal ini memberikan gambaran seberapa besar kemampuan daerah dalam menyiapkan kebutuhan bahan dasar masyarakat, kesiapan sosial, budaya dan keamanan, serta seberapa besar laju penyebaran dan resiko Covid- 19 yang terjadi di suatu wilayah.
Di samping itu, data Sistem Informasi Geografis (SIG) ini akan memonitor kebijakan daerah terkait penanggulangan Covid-19. Dengan mengetahui proyeksi laju penyebaran dan kemudian dilakukan intervensi skenario penanggulangan akan terlihat efektivitas kebijakan tersebut dalam penanganan pandemi ini.
Referensi :Â
https://wellness.journalpress.id/wellness/article/view/21026/pdf
De Ridder, D., Sandoval, J., Vuilleumier, N., Stringhini, S., Spechbach, H., Joost, S., ... & Guessous, I. (2020). Geospatial digital monitoring of COVID-19 cases at high spatiotemporal resolution. The Lancet Digital Health, 2(8), e393-e394.Â
Sarfo, A. K., & Karuppannan, S. (2020). Application of geospatial technologies in the COVID-19 fight of Ghana. Transactions of the Indian National Academy of Engineering, 5(2), 193-204.Â