Bedanya kini ia tidak lagi menyaksikan sekelompok tentara bersenjata dan rakyat pribumi dalam peristiwa yang berdarah-darah seperti saat jaman perjuangan dulu.Â
Yang disaksikannya kini adalah sekelompok rombongan atau perorangan yang silih berganti tiap harinya, mengunjungi keberadaannya yang kian hari kian ringkih ditelan zaman. Â
Mendengarkan mereka menceritakan kembali kisah panjang hidupnya sejak tahun 1907, ah nostalgia sekali memang. Fungsinya pun juga telah banyak berubah, kini ia menjadi suatu tempat yang memberikan kebahagiaan bagi banyak orang, generasi keempat keluarga Soemargono telah mengubah imejnya menjadi Cafe ramah-bersejarah dan Homestay bagi para turis mancanegara.
Sering juga rumah ini dipakai sebagai tempat shooting beberapa film terkenal. Eksistensinya memang se-termasyur itu untuk terus dicintai dan dijaga oleh banyak orang.Â
Namun tidak ada artinya bukan jika anak-cucu kita kelak akan lupa bahwa Rumah 1907 turut ambil bagian penting dalam peristiwa bersejarah 10 November di Surabaya.Â
Mengenang jasa para pahlawan tentu tidak berhenti sampai tahu siapa nama pahlawan kita, melainkan hingga menjaga apa yang telah mereka tinggalkan dan perjuangkan hingga kita bisa menjalani kehidupan merdeka seperti sekarang ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H