Mohon tunggu...
Novi Imroatul Awaliyah
Novi Imroatul Awaliyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/ Universitas Negeri Surabaya

Menulis Bahasa, Sastra, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

CITA (Kelinci Buta)

16 April 2024   11:28 Diperbarui: 16 April 2024   11:30 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

CITA (Kelinci Buta)

Karya: Novi Imroatul Awaliyah

Di suatu hutan hiduplah seekor kelinci yang selalu ceria. Ia memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Dia suka berkeliling ke hutan-hutan disekitarnya dan berkenalan dengan hewan baru yang ia jumpai. Pada suatu hari ia berlari-lari di hutan dengan lompatannya yang sangat kencang sekali, ia masuk ke dalam semak-semak, ia melihat-lihat dengan mata tajamnya yang bulat sambil terus berlari-lari kecil. Kemudian tiba-tiba ia berhenti dan diam setelah mendengar ada suara berisik dari belakang semak yang ia lewati.

"Wah, suara apa itu? Kenapa suaranya sangat berisik sekali?" kelinci bertanya-tanya dalam hati.

Kelinci pun memutuskan untuk melihat sesuatu yang berisik dari belakang semak-semak tersebut. Ia melompat dengan pelan sambil memasang mata tajamnya dan fokus ke depan.

"Haloooooo" keluarlah si tupai kecil yang cantik dengan bulunya yang oren kecoklatan.

Kelinci pun kaget karena tupai itu tiba-tiba keluar dari semak-semak.

"Ih...apaan sih kamu, kan aku jadi kaget" kata kelinci.

Tupai pun menjawab "Gitu aja kaget, aku tadi melihatmu dari atas pohon hehehe".

"Ha?? Dari atas pohon? Bukannya kamu dari semak-semak?" kata kelinci.

Tupai pun menjawab "Iya, tadi aku turun dari pohon untuk memakan buah di semak-semak itu, terus ngagetin kamu deh heheh, maaf ya".

Dan kelinci pun menjawab "Iya aku maafin".

Kemudian kelinci dan tupai berjalan-jalan bersama mengelilingi hutan. Mereka saling bercerita dan terlihat sangat ceria sekali. Karena terlalu asyik, mereka tidak sadar bahwa mereka hampir sampai di tepi sungai.

"Bluk"

Mereka mendengar sesuatu jatuh di belakang mereka.

"Eh pai...kamu dengar sesuatu yang jatuh gak?" tanya kelinci.

Tupai pun menatap kelinci dengan sangat serius dan kepalanya pun mengangguk pelan. Mereka menoleh ke belakang dan menemukan seekor burung merpati terjatuh karena sayapnya yang patah.

"Wah... burung, kamu kenapa? Kok sayapmu bisa patah?" kata tupai sambil berjalan mendekati burung merpati.

Burung merpati pun bangkit dan berusaha mengangkat sayapnya.

"Eh.. jangan berdiri sendiri, sini aku bantu" kata kelinci.

"Hehe tidak usah, nanti merepotkan kalian...aku bisa berdiri sendiri, luka ini juga tidak parah kok" kata burung merpati sambil tersenyum ramah.

Kelinci dan tupai pun kagum dengan kemandirian burung merpati. Meskipun ia sedang terluka, ia masih berusaha untuk berdiri sendiri.

"Rumahmu dimana burung merpati?" tanya si tupai.

Burung merpati pun mendekati mereka dan menjawab "Rumahku ada di dekat pohon itu".

Kelinci berniat ingin mengantarkan burung merpati untuk pulang ke rumahnya.

"Aku antar kamu pulang ya, sekalian kita main ke rumahmu".

Tupai pun menjawab "iya-iya, pasti seru main ke rumahmu burung...".

"Kalian beneran mau main kerumahku? apakah kalian tidak keberatan mengantarkan aku?" jawab si merpati.

Tupai dan Kelinci menjawab "Tentu tidaaak hehehe".

Mereka bertiga berjalan menuju ke rumah merpati. Saat di tengah jalan, mereka saling bercerita, dan merpati pun menceritakan tentang kehidupannya sehari-hari yang selalu membantu ibunya mencari makanan untuk adik-adiknya karena ayah merpati tidak bisa berjalan, kakinya tertembak oleh manusia. Mendengar cerita tersebut tupai dan kelinci semakin kagum dengan merpati. Sesampainya di rumah merpati, si kelinci dan tupai terdiam melihat rumah merpati yang indah dan penuh dengan hiasan yang menakjubkan.

"Waaah rumahmu bagus sekali merpati", kata si tupai.

"Iya benar sekali pai, aku belum pernah melihat hiasan secantik ini", kata kelinci.

Kemudian merpati menceritakan bahwa semua hiasan yang dipasangnya di dinding-dinding rumahnya itu adalah hasil karyanya, ia mengumpulkan rumput yang sudah kering, kemudian dibuat menjadi hiasan dinding. Merpati juga menceritakan bahwa di dekat rumahnya ada taman yang sangat indah.

"Di sana juga ada taman, taman itu indah sekali, tapi...".

"Tapi apa merpati?" kelinci bertanya kepada merpati.

"Tapi, kita tidak boleh main kesana" kata merpati.

Kemudian merpati pun menceritakan bahwa di taman itu terdapat kuda putih yang selalu muncul setelah hujan tiba. Akan tetapi, siapapun yang melihat kuda putih itu akan menjadi buta. Sehingga tidak ada seorang pun yang berani masuk ke taman itu saat hujan. Mendengar cerita merpati, si kelinci memiliki ingin pergi ke taman itu saat hujan tiba nanti. Kemudian si tupai dan kelinci berpamitan pada merpati untuk pulang. Sesampainya di rumah kelinci terus membayangkan kuda putih yang diceritakan merpati. Ia membayangkan kuda putih itu sangat seram dan menakutkan. Setiap hari ia selalu membayangkan kuda putih itu. Sampai pada saatnya hujan pun tiba, kelinci duduk di tengah pintu rumahnya sambil melihat hujan dan terus membayangkan kuda putih itu. Semakin lama membayangkan, ia semakin ingin pergi ke taman itu. Karena dia sangat penasaran dengan kuda putih, akhirnya ia pun pergi ke taman itu sendirian.

"Aku harus pergi ke sana, aku ingin melihat seseram apa kuda putih itu".

Di tengah perjalanan kelinci bertanya-tanya dalam hatinya

"Apa benar kalau aku melihat kuda putih itu mataku jadi buta? Ah itu tidak mungkin" kata kelinci dalam hati.

Kelinci pun terus meneruskan perjalanannya dengan lompatan yang sangat cepat sekali. Dan tibalah ia di taman itu, tepat setelah hujan selesai.

"Maaana kuda itu? Aku tidak melihatnya sama sekali".

Kelinci pun terus mencari-cari kuda itu.

"Tuktiktaktiktuk"

Tiba-tiba suara sepatu kuda terdengar sangat keras dari belakang tubuhnya dan muncullah seekor kuda putih bersayap dengan rambutnya yang panjang, kuda itu terbang ke atas dengan sinar cahaya yang sangat terang sekali.

"Wah kuda itu, kuda itu sangat cantik sekali" kelinci berteriak kegirangan. Kuda itu terbang ke atas menuju pelangi yang muncul setelah hujan tiba. Setelah kuda itu hilang, tanpa disadari mata kelinci tidak bisa melihat apapun, ia kebingungan.

"Loh...mataku, mataku kenapa? Kenapa aku tidak bisa melihat apapun? Bagaimana ini? Apakah aku buta?".

Kelinci pun menangis tersedu dan menyesali perbuatannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun