Mohon tunggu...
Novi Imroatul Awaliyah
Novi Imroatul Awaliyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/ Universitas Negeri Surabaya

Menulis Bahasa, Sastra, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

CITA (Kelinci Buta)

16 April 2024   11:28 Diperbarui: 16 April 2024   11:30 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

"Di sana juga ada taman, taman itu indah sekali, tapi...".

"Tapi apa merpati?" kelinci bertanya kepada merpati.

"Tapi, kita tidak boleh main kesana" kata merpati.

Kemudian merpati pun menceritakan bahwa di taman itu terdapat kuda putih yang selalu muncul setelah hujan tiba. Akan tetapi, siapapun yang melihat kuda putih itu akan menjadi buta. Sehingga tidak ada seorang pun yang berani masuk ke taman itu saat hujan. Mendengar cerita merpati, si kelinci memiliki ingin pergi ke taman itu saat hujan tiba nanti. Kemudian si tupai dan kelinci berpamitan pada merpati untuk pulang. Sesampainya di rumah kelinci terus membayangkan kuda putih yang diceritakan merpati. Ia membayangkan kuda putih itu sangat seram dan menakutkan. Setiap hari ia selalu membayangkan kuda putih itu. Sampai pada saatnya hujan pun tiba, kelinci duduk di tengah pintu rumahnya sambil melihat hujan dan terus membayangkan kuda putih itu. Semakin lama membayangkan, ia semakin ingin pergi ke taman itu. Karena dia sangat penasaran dengan kuda putih, akhirnya ia pun pergi ke taman itu sendirian.

"Aku harus pergi ke sana, aku ingin melihat seseram apa kuda putih itu".

Di tengah perjalanan kelinci bertanya-tanya dalam hatinya

"Apa benar kalau aku melihat kuda putih itu mataku jadi buta? Ah itu tidak mungkin" kata kelinci dalam hati.

Kelinci pun terus meneruskan perjalanannya dengan lompatan yang sangat cepat sekali. Dan tibalah ia di taman itu, tepat setelah hujan selesai.

"Maaana kuda itu? Aku tidak melihatnya sama sekali".

Kelinci pun terus mencari-cari kuda itu.

"Tuktiktaktiktuk"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun