Proses fermentasi secara batch akan ada drum pertama yang berisikan umpan (sampah organi yang telah dihaluskan), drum kedua yaitu tangki fermentor yang merupakan tangki proses terjadinya fermentasi yang akan dilakukan dengan waktu yang lama yaitu sekitar 17 hari dengan wadah tertutup dan dimasukkan oksigen ke dalam tangki tersebut (proses fermentasi dilakukan secara aerob atau memerlukan udara) apabila tidak ada oksigen yang dimasukkan ke dalam drum dapat menggunakan cara alternatif yang lain yaitu drum tidak di tutup dan disertai pengadukan agar larutan yang terdapat didalamnya homogen, tidak hanya itu saja pada tangki fermentor ini dilengkapi dengan saringan sehingga pada saat fermentasi selesai cairan yang keluar dari fermentor akan ditampung di drum ketiga yang merupakan bak penampungan dan pupuk dapat langsung digunakan.
Bahan sampah organik tersebut dihaluskan yang bertujuan untuk mikroorganisme lebih mudah untuk mendegradasi sampah tersebut menjadi senyawa yang lebih sederhana. EM4 yang dicampur dengan molase dan air bertujuan untuk mengaktifkan EM4, EM4 diaktif kan bertujuan untuk mengaktifkan mikroorganisme yang ada didalam EM4 sehingga mikroorganisme tersebut dapat mendegradasi sampah tersebut.
Adapun bakteri yang digunakan dalam proses fermentasi tersebut yaitu EM4 yang berperan sebagai aktivator atau kultur sebagai agen pendegradasi sampah organik. Dalam proses fermentasi EM4 menggunakan molase (gula merah) sebagai aktivasi kultur dan air sebagai pelarut. Bakteri yang terkandung di dalam EM4 merupakan bakteri yang dapat berfermentasi secara aerob sehingga pada saat melakukan fermentasi batch drum tidak perlu ditutup.
Dalam proses fermentasi dilakukan dengan waktu yang lama yaitu sekitar 17 hari dengan kondisi drum yang tidak ditutup hal tersebut dikarenakan mikroorganisme yang ada didalam EM4 dapat melakukan fermentasi apabila ada oksigen dan dilakukan pengadukan selama 13 menit/3 jam agar larutan yang terdapat didalamnya homogen.
Untuk proses pemanenan atau dalam proses batch dilakukan penyaringan secara manual dalam sekali pembuatan sehingga pada saat selesai disaring harus dipindahkan ke drum yang baru agar pupuk cair tersebut tidak bercampur lagi dengan bubur sampah organik yang telah di fermentasikan sebelumnya.
Telah kita ketahui bahwa limbah sampah organik  memiliki banyak manfaat apabila diolah dengan metode yang tepat dan cara yang tepat. Dari artikel ini kita dapat belajar bahwa baik limbah pertanian ataupun limbah makanan lain nya dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik, sehingga dapat mengurangi masalah-masalah polusi yang disebabkan nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H