Mohon tunggu...
Novi Chadjin
Novi Chadjin Mohon Tunggu... Penulis - Wife and Mother

Just a simple woman

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Solusi untuk Toxic Workplace

15 Maret 2024   12:02 Diperbarui: 15 Maret 2024   22:22 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pembentukan kebijakan anti-pelecehan di tempat kerja menjadi langkah yang sangat penting. Pelecehan di tempat kerja dapat mengambil berbagai bentuk, termasuk pelecehan verbal, pelecehan fisik, pelecehan seksual, intimidasi, dan perilaku merendahkan lainnya. Oleh karena itu, kebijakan anti-pelecehan harus dirancang untuk melindungi karyawan dari berbagai bentuk pelecehan dan memberikan jaminan bahwa tindakan yang tidak pantas akan ditangani dengan serius.

Salah satu elemen kunci dari kebijakan anti-pelecehan adalah menetapkan definisi yang jelas tentang apa yang dianggap sebagai pelecehan di tempat kerja. Definisi ini harus mencakup berbagai jenis perilaku yang tidak pantas dan memberikan contoh konkret tentang apa yang dianggap sebagai pelecehan. Ini akan membantu mencegah ambiguitas dan memastikan bahwa semua karyawan memahami batasan perilaku yang dilarang.

Kebijakan ini harus mencakup prosedur untuk melaporkan insiden, perlindungan terhadap pelapor, dan konsekuensi bagi pelaku. Kebijakan tersebut harus menetapkan tata cara yang jelas untuk melaporkan insiden pelecehan dan menangani keluhan dengan cepat dan adil. Pelapor harus merasa aman melaporkan insiden pelecehan tanpa takut akan konsekuensi negatif atau pembalasan.

Pengembangan Keterampilan Manajemen

Manajer memegang peran yang sangat penting dalam membentuk budaya kerja dan lingkungan di tempat kerja. Keterampilan manajemen yang baik tidak hanya melibatkan kemampuan teknis untuk mengelola tugas dan proyek, tetapi juga kemampuan interpersonal untuk membangun hubungan yang kuat dengan anggota tim, mengelola konflik, dan menginspirasi dan memotivasi orang lain. Pantang bagi seorang manajer, jika malah menjadi sumber konflik di lingkungan kerja yang dipimpinnya.

Maka dalam mengatasi lingkungan kerja yang beracun, manajer perlu memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah perilaku yang tidak sehat. Manajer harus mampu mengenali tanda-tanda toxic di antara tim, seperti konflik yang konstan, kurangnya kerjasama, dan perilaku merendahkan. Kemampuan untuk mengatasi konflik dengan cara yang konstruktif dan memfasilitasi komunikasi yang terbuka dan jujur adalah keterampilan penting yang harus dimiliki oleh manajer.

Selain itu, manajer perlu membangun budaya kerja yang positif dan inklusif. Dia  harus menjadi teladan yang baik dengan mempraktikkan perilaku etis dan menghormati semua anggota tim. Melalui pengakuan atas prestasi, dukungan dalam pengembangan karir, dan memberikan umpan balik yang konstruktif, manajer dapat membantu meningkatkan kepercayaan dan motivasi karyawan.

Strategi untuk meningkatkan keterampilan manajemen dalam mengatasi lingkungan kerja yang toxic dapat meliputi pelatihan dan pengembangan yang berkaitan dengan keterampilan interpersonal, kepemimpinan, dan manajemen konflik. Pelatihan ini dapat mencakup topik seperti komunikasi efektif, penyelesaian konflik, kepemimpinan yang inklusif, dan manajemen stres. Manajer harus dilatih untuk menjadi pemimpin yang mendukung, empatik, dan berorientasi pada Solusi. Sehingga seorang manajer diharapkan dapat memainkan peran yang lebih aktif dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif

Pemantauan dan Evaluasi Berkelanjutan

Salah satu bentuk pemantauan yang penting adalah survei karyawan. Survei ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan dan kesejahteraan karyawan, serta mendapatkan umpan balik tentang kondisi lingkungan kerja. Dengan menganalisis hasil survei secara teratur, organisasi dapat mengidentifikasi tren dan pola yang mungkin mengindikasikan adanya masalah, dan mengambil tindakan yang sesuai.

Selain survei karyawan, pemantauan dan evaluasi berkelanjutan juga dapat melibatkan pengawasan langsung oleh manajemen atau tim khusus yang ditugaskan untuk mengatasi masalah lingkungan kerja yang toxic. Tim ini dapat bertanggung jawab untuk mengumpulkan data tentang perilaku dan dinamika di tempat kerja, mengawasi pelaksanaan kebijakan dan program, dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun