KONSEP PRODUKSI DAN PERAN DISTRIBUSI, PRODUSEN DALAM EKONOMI ISLAM
Menurut arti dari hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari :
"Dari Miqdan RA dari Rasulullah SAW ia berkata : tidaklah seseorang mengkonsumsi makanan hasil kerja (produksinya) sendiri dan sesungguhnya Nabi Dawud as mengkonsumsi dari hasil kerjanya sendiri" (HR.Al-Bukhari)
Produksi Ekonomi Islam :
Islam merupakan ajaran universal bukan hanya berbicara tentang ibadah kepada Allah SWT. melainkan juga berbicara tentang semua aspek kehidupan termasuk ekonomi di dalamnya. Ekonomi yang dibangun atas dasar-dasar Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah SAW kemudian dikenal dengan istilah Ekonomi Islam.Â
Sehingga secara konsep dan prinsip ekonomi islam adalah tetap, tetapi pada prakteknya untuk hal-hal yang situasi dan kondisi tertentu bisa saja berlaku luas bahkan bisa mengalami perubahan (Zaki Fuad Chalil, 2009).
Ekonomi islam berdiri atas kepercayaan bahwa Allah swt adalah satu-satunya sang pencipta, pemilik dan pengendali alam raya yang dengan takdir-Nya, menghidupkan dan mematikan serta mengendalikan alam dengan ketetapan-Nya.Â
Maka pengertian produksi secara islami adalah aktivitas menciptakan atau menambah manfaat dan atau berkah suatu barang jasa dimasa kini dan di masa mendatang. Dalam proses produksi bisa dilakukan oleh satu orang saja atau lebih, atau oleh satu perusahaan yang terdiri dari banyak input produksi (H.Amri Amir 2015:113).Â
Produksi berarti memenuhi semua kebutuhan melalui kegiatan bisnis karena salah satu tujuan utama bisnis adalah untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia untuk dapat mempertahankan hidupnya, manusia membutuhkan makan, minum, pakaian dan perlindungan.Â
Berdasarkan pengertian tersebut maka motivasi produksi dalam ekonomi islam tidak semata-mata bermotif maksimalisasi utility dan keuntungan dunia semata, tetapi lebih penting dari itu, yaitu untuk mencapai falah yaitu maksimalisasi mashlaha yakni keuntungan didunia dan di akhirat.(Zaki Fuad Chalil, 2009)
Konsep Produksi Produsen :
"Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Sangat sedikit darimu yang bersyukur". (QS al-A'raf: 10)
Pengabaian konsep produksi konvensional terhadap sistem nilai telah mengakibatkan mundurnya kualitas hidup manusia. Global warming (pemanasan global), krisis air bersih, sanitasi, dan bahan makanan sering dijadikan tema global demi memperbaiki kondisi kemanusiaan. Masalah sebenarnya dari sejumlah krisis kemanusiaan itu terletak pada mekanisme dan model produksi yang secara passif berkembang di setiap belahan dunia yaitu model produksi tanpa pertimbangan moral (moral judgement).Â
Model produksi konvensional berangkat dari masalah kelangkaan (scarcity) barang-jasa dan keterbatasan kemampuan produksi untuk memenuhi keinginan manusia yang semakin hari semakin tak terbatas.Â