Sil, sudah setua apa dirimu sekarang
Masihkah aku adalah segalamu yang kau gilai
Tersisakah candu itu?
Atau semakin tua dirimu tak ada lagi rasa gila dan candumu untukku
Apakah takada lagi romansa untukku ?
sekedar menulis atau membaca selarik puisi
Sil, masihkah kamu selucu dulu ?
yang bisa tiba-tiba pergi namun tiba-tiba datang
Yang bisa dengan mudah mengucap perpisahan
namun sesaat kemudian dirimu datang seolah tak ingin berpisah
/
Ah, seiring meningginya usiamu
tentu sekarang kau telah menjadi laki laki
dengan rasa cinta yang mapan
rasa cinta yang tidak hanya bicara rasa semata
namun juga menyertakan logika
Dirimu pun bukan lagi seorang lelaki yang penuh rengekan
Itu sudah berlalu, bukan ?
Seperti kisah sebuah perjalanan yang menemukan tujuannya
kisah  yang panjang bersamaku, mungkin kau anggap sia-sia
perjalanan yang telah merenggut banyak hal tujuan hidupmu
/
Menyesalkah dirimu, Sil ?
Kuharap jawabanmu tidak
Karena demi menyodorkan nampan kebahagiaanmu
aku tabah membunuh anak-anak rinduku
pun menenggelamkan diri dalam danau bernama tau diri
/
Sil, takkan kubiarkan kau bertahan sekarat
pada kisah cinta yang berkarat
Berbahagialah, Siluet ! Jangan sia-sia kan hatiku yang menanggung patah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H