Mohon tunggu...
Inem Ga Seksi
Inem Ga Seksi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jadilah air bagi ragaku yang api

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | "Absurd"

17 Maret 2018   22:10 Diperbarui: 17 Maret 2018   22:41 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Semua karena keabsurd-an mu"

Itu kata-kata yang selalu kau ucapkan. Sikapmu seperti tumbuhan putri malu. Bagaimana pun sentuhan manusia, dia memilih untuk menunduk pasrah.

Bukankah dirimu sudah menjalani hal Absurd denganku ratusan purnama banyaknya ? Mengapa kini kau keluhkan dan disesali ?

Jika keabsurd-an dijadikan sebagai kepasrahan, bagaimana seorang Einstein dan Hawking mampu menemukan begitu banyak rumus fisika.

Tidakkah kau percaya, bahwa segala sesuatu yang dijalani tanpa keluh kesah akan berakhir indah.

Tidakkah kau percaya, bahwa lebih baik berjuang dan gagal. Daripada pasrah namun tetap gagal. Tidakkah yang gagal tanpa berjuang hanya menyisakan rasa sesal ?

Tentang kau yang di sana.

Tentang aku yang di sini.

Kita seumpama seorang pencari kayu di hutan lebat belantara. Dengan kekuatan dan keyakinan masing-masing mencoba menerobos lebatnya hutan, berjalan berlawanan, demi seikat kayu bakar. Sebagai suluh penghangat perapian dalam rumah.

Aku bukanlah penganut aliran yang menjunjung tinggi asas selamat tinggal. Bagiku, bedanya pola pikir kita hanyalah sebuah kompas. Penunjuk mana utara, selatan, timur, barat dan mata angin lainnya. Penunjuk yang dengan segala kerumitannya menuntunku kepadamu.

Namun seiring perjalanan waktu, yang detiknya kini tak pernah kita hitung dan ingat lagi. Rupanya rasa absurd makin membuat dunia bersikap keras pada kita. Absurd yang di bentangi jarak sudah mengikis habis lengkung pelangi yang pada kedua ujungnya terpatri janji-janji kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun