Mohon tunggu...
Inem Ga Seksi
Inem Ga Seksi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jadilah air bagi ragaku yang api

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Setiap Perubahan Selalu Membutuhkan Dukungan Keluarga

10 Maret 2018   22:07 Diperbarui: 10 Maret 2018   22:49 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbicara tentang definisi keluarga, bagi saya adalah bicara tentang sebuah  solusi, keamanan, kenyamanan serta dukungan.

Terlepas dari ungkapan "sudah seperti keluarga sendiri" yang berarti keluarga tanpa ikatan darah, jika bisa memenuhi definisi solusi, keamanan, kenyamanan dan dukungan, itu artinya mereka adalah keluarga saya.

Di masa sekarang ini, istilah stres makin sering kita dengar. Pegang gelas jatuh, ngeluhnya "Stres saya, tadi di kantor bos ngomel-ngomel padahal bukan saya yang salah." Bawa mobil nyungsep di selokan, ngeluhnya "Stres saya, gajian belum waktunya tapi isi dompet bikin nangis." Berat badan makin ke kanan katanya, "Iya, aku stres habis putusan."

Omaigot, sedahsyat itukah efek dari stres hingga dijadikan alasan oleh berbagai pihak. (termasuk saya)

Menurut Yati Utoyo Lubis, Ph. D, psikolog klinis dan dekan Fakultas Psikologi Indonesia "Stres muncul karena adanya perubahan. Nah, dalam hidup perubahan kan terus terjadi. Jadi tidak mungkin kita akan bebas dari stres. Yang harus dipikirkan, how can we live with stres. Bagaimana cara kita menanggapi dan mengatasi perubahan."

Biasanya jika ada seseorang yang mengaku sedang stres kalimat yang muncul dari orang sekitar adalah "Kamu kurang piknik"

Tapi bagi saya pribadi menyiasati stres selain dengan piknik juga harus "musuhan" dengan gadget. Karena baik disadari atau tidak setiap aktivitas yang kita lakukan sekarang seakan tidak pernah lepas dari gadgetyang lengketnya ngalah-ngalahin perangko.

Entah sedang bekerja, makan, menonton televisi bahkan sedang ngobrol bersama orangtua pun gadget selalu ada. Jadi benarlah tagline yang mengatakan bahwa gadget membuat yang jauh menjadi dekat, yang dekat menjadi jauh.

Kembali pada definisi keluarga yang adalah solusi,  keamanan, kenyamanan dan dukungan.  Perasaan stres sangat bisa di minimalisir apabila antar anggota keluarga mempunyai waktu khusus untuk berkomunikasi. Berkomunikasi yang berkualitas agar kehangatan keluarga bisa terjaga baik.

Seperti yang selalu disebut-sebut kebanyakan orang jika ada yang mengeluh stres maka di sarankan untuk piknik.

Dan ini yang saya dan keluarga sering lakukan. Aktivitas dengan ritme yang tidak menentu seringkali membuat saya, saudara dan orang tua jarang berkomunikasi. Setiap hari rutinitasnya adalah pagi pamit kerja, pulang sore bahkan hingga larut malam. Bapak ibu sudah istirahat. Dan ini berlangsung dari senen hingga sabtu siang. Bahkan tidak jarang kondisi lembur di kantor membuat kami semakin jarang ngobrol.

Beruntung kami tinggal di Balikpapan, yang dikelilingi garis pantai. Jadi piknik di  pantai setiap hari minggu atau libur tanggal merah bisa dijadikan solusi murah hemat plus asik untuk  menjalin komunikasi antar anggota keluarga. Piknik ke pantai adalah kegemaran Bapak saya. Beliau sangat suka menikmati angin sore di pantai, sambil "mengintrograsi" aktivitas kami selama seminggu.

Biasanya sih, aktivitas intrograsi tersebut menjadi ajang cuhat anak anaknya. Misal  tentang pekerjaan, tentang ingin beli gadget baru, tentang interaksi sosial yang bermasalah bahkan tentang asmara. Oh iya, selama piknik berlangsung Bapak saya melarang anak-anaknya pegang gadget. Jika dilanggar, Bapak tidak segan untuk mengambil dan memasukan dalam saku celananya. Sambil melotot "Seminggu masih kurang pegang gadgetnya?"

Dari curhat tersebut ada kelegaan tersendiri bagi kami anak-anaknya. Rasa nyaman karena apa yang mengusik isi kepala bisa dikeluarkan. Bapak, ibu dan anggota keluarga lainnya berusaha memberi solusi dari curhatan tersebut. Yah, walau sesekali ajang membully muncul sebagai selingan, namun makin menambah kehangatan keluarga.

Perubahan dalam hidup tidak bisa dielakan atau dihindari, dan karena itu kita sangat membutuhkan dukungan dari keluarga. Agar kita tidak sendirian terjebak dalam perubahan yang belum atau tidak bisa kita pahami. Dukungan dan solusi akan hadir apabila komunikasi antar anggota keluarga terjaga keharmonisannya. Jangan sampai padatnya aktivitas sehari hari membuat kita menomorduakan keluarga.

Tidak harus selalu dengan biaya yang mahal, dimanapun dan apapun caranya selama dilakukan dengan kompak tentu akan menciptakan keterbukaan dalam berkomunikasi.

Selain piknik murah meriah ke pantai yang hanya berjarak kurang lebih 4 Km dari rumah dan membayar biaya masuk sebesar Rp. 11.000, menikmati makan malam bersama secara lesehan di teras depan rumah bisa dijadikan alternatif untuk menjaga komunikasi antar anggota keluarga tetap berkualitas.

Di samping itu, saat berada dalam rumah meminimalisir penggunaan gadget adalah hal yang sangat disarankan.

Karena ibarat mata uang, kemajuan teknologi seperti gadget mempunyai dua sisi yang saling bertolak belakang yang tidak bisa dipisahkan. Di satu sisi kemajuan teknologi memberi dampak positif bagi keluarga karena memberi kemudahan dalam berkomunikasi jarak jauh. Namun di sisi lainnya, kemajuan teknologi bisa menjadi ancaman jika tidak dipergunakan dengan bijaksana dan hati-hati. Keberadaan gadget yang kian canggih makin melemahkan interaksi antar manusia. Ditambah para pengguna media sosial makin tumbuh subur. Alhasil ada dunia baru yang diciptakan, yang lahir dari kecanggihan perangkat mesin bernama gadget.

Tapi yang perlu diingat secanggih apapun gadget, tidak akan bisa menggantikan kehangatan hubungan antar anggota keluarga. Dengan ayah, ibu, kakak, adik, sepupu, keponakan, kakek, nenek. Bercanda akan terasa lebih greget jika dilakukan secara langsung tanpa ada interupsi dari notifikasi gadget yang berisiknya kadang melebihi omelan seorang ibu membangunkan anaknya di pagi hari.

Yuk, mulai sekarang luangkan waktunya untuk lebih sering ngobrol dengan anggota keluarga.

Karena sampai kapan pun keluarga adalah tempat untuk pulang. Dan dalam keadaan dan kondisi apapun, keluarga adalah rumah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun